Kasus global pandemi Covid-19 sendiri menurut  worldometers.info hingga hari ini sudah mencapai 145 juta kasus dan syukurlah sudah ada 123 juta pasien yang sembuh. Tetapi korban yang jatuh sudah 3 juta jiwa, dan belum ada tanda-tanda relaksasi.Â
Vaksinasi memang sudah mulai berjalan beberapa bulan belakangan. Ada belasan jenis vaksin yang saat ini sudah dan sedang dikembangkan.Â
Di Indonesia kita perlu bersyukur karena vaksin sudah ada meski masih terbatas. Beberapa jenis vaksin diimpor yaitu Sinovac, Sinopharm, Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna. Selain itu kita juga mengembangkan sendiri vaksin Merah Putih, Anhui, terapi konvalesens, dan metode sel dendritik dokter Terawan.Â
Namun dengan segala  antisipasi itu, Indonesia masih jauh dari kata aman atau bebas pandemi. Ada beberapa faktor mengapa kewaspadaan harus menjadi naluri dan habit kita terkait protokol kesehatan.Â
Yang pertama, ketersediaan vaksin belum sepenuhnya terjamin. Pada saat lonjakan kasus di India terjadi, pasokan vaksin AstraZeneca ke Indonesia terkena imbasnya.Â
Menkeu Sri Mulyani (investor.id, 6/4/2021):Â
"India dalam situasi kenaikan jumlah Covid luar biasa, disebabkan mereka buat keputusan suplai vaksin Covid -19 di seluruh dunia disetop untuk digunakan di dalam negeri, meskipun itu belum atau tidak berhasil turunkan kasusnya."
Soal vaksin dan langkah-langkah pengendalian ini kita juga perlu belajar pada negara-negara lain. China, Jepang, dan Korea Selatan termasuk negara pertama yang mengalami serangan Covid-19. Saat ini posisi China sudah berada di urutan 95 dunia; Korea Selatan ranking 86; dan Jepang nomor 38.Â
Posisi Indonesia masih betah di kategori 20 besar dunia yaitu peringkat 18. Sementara 5 yang teratas yaitu berturut-turut Amerika Serikat, India, Brazil, Perancis, dan Rusia.Â
Persoalan kedua yaitu mutasi virus corona. Perubahan genetik virus bisa berakibat buruk karena  virus bisa lebih mematikan atau lebih resisten terhadap obat atau vaksin.Â
Masalah mutasi virus ini yang antara lain sedang dihadapi India. Varian virus corona B.1.617 disinyalir menjadi penyebab lonjakan kasus hingga ratusan ribu kasus per hari di sana.
Varian B1617 dikenal juga dengan corona mutan ganda karena mengandung dua mutasi yaitu L4525 dan E484Q. Mutasi yang pertama menyebabkan corona lebih mudah tersebar dan tahan terhadap antibodi. Mutasi kedua memudahkan virus mengikatkan diri pada sel tubuh dan menghindari kekebalan.Â
Pada saat ini sudah ada 16 negara, termasuk Singapura, yang sudah mendeteksi varian B1617 ini. Dengan masuknya ratusan WN India kemarin kita perlu waspada kemungkinan terburuk yang dapat menyebabkan langkah-langkah penanganan kita sia-sia.Â