Regenerasi hingga masa Megawati  saat ini relatif aman, terlebih fakta mengatakan perubahan dari PDI menjadi PDIP berada pada masa kepemimpinannya. Bukan berarti sepenuhnya 100% mulus, persaingan antara putra putri Bung Karno sendiri kerap terjadi. Namun demikian legitimasi dari kalangan akar rumput dan elit  lebih condong memihak Megawati.
Skenario pasca-Megawati  yang kemudian memantik berbagai spekulasi.Â
Satu kemungkinan, PDIP punya opsi terbuka untuk  merekrut figur di luar garis Soekarno dan menjelma jadi partai modern. Opsi lainnya yaitu mewariskan kepemimpinan di antara putra putri Mega. Dua yang paling mengemuka adalah Puan Maharani dan Prananda Prabowo seperti yang dikatakan Hermawan Supratikno di atas.
Model "pembagian wilayah kekuasaan" partai  yang dipostulatkan sebagai solusi untuk mengakomodir kedua kandidat ini.
Puan Maharani yang lebih luas dikenal sebagai pejabat publik kebagian wilayah hilir. Dulu Puan berpengalaman menjadi Menko PMK Â pada masa kepresidenan Jokowi yang pertama. Sekarang kariernya merambah di legislatif sebagai Ketua DPR.
Sementara itu Prananda Prabowo di pihak lain belum terdengar memegang jabatan publik apapun. Menyesuaikan dengan kondisi tersebut Prananda mendapat kepercayaan untuk mengurus area hulu yang menyangkut urusan internal partai.
Bagaimanapun pembagian di atas kertas selalu tampak mudah. Pada kenyataannya cara atau metode pemisahan hulu dan hilir itu tidak segampang membelah pinang menjadi dua.
Muhammad Prananda Prabowo
Jabatan sekarang: Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi
Kelahiran: 23 April 1970 (usia 50 tahun)
Orang tua: Megawati Soekarnoputri, Surindro Supjarso
Dr. Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi, S.I.Kom.
Jabatan sekarang: Ketua DPRÂ
Kelahiran: 6 September 1973 (usia 47 tahun), Jakarta
Orang tua: Megawati Soekarnoputri, Taufiq Kiemas
Masa jabatan Puan Maharani sebagai Ketua DPR selesai 2024 yaitu saat Kongres PDIP berikutnya. Apakah jabatan Puan "di hilir" pada waktu itu?
Mending jika duet Prabowo-Puan atau opsi lain membawa  keberuntungan untuk menjabat RI 1 atau 2. Tetapi setelah itu agaknya mustahil Puan baliklagi menjadi menteri. Masih lebih mungkin kariernya seperti  Fadli Zon yang setelah Wakil Ketua DPR terus menjadi anggota biasa.
Prananda juga belum telihat skill politiknya. Klaim Hermawan bahwa ia cakap dalam urusan internal belum terbukti juga. Masih perlu tahap-tahap pembuktian selanjutnya hingga putra Megawati  ini memperoleh legitimasi pengalaman mengelola partai.