Sementara itu kubu petahana punya pilihan setelah Anies selesai di Jakarta. Bisa melanjutkan simbiosis mutualisma saat ini ke jenjang berikutnya hingga 2024. Bisa juga tidak.Â
Bagaimanapun secara politik Anies memiliki pendukung yang bisa dikalkulasi demi memperkuat dominasi petahana. Seandainya dijauhi maka lebih memungkinkan bagi pihak oposisi untuk menggalang kekuatan lebih besar dan menjadi ancaman bagi rezim koalisi yang saat ini memegang kekuasaan.
Di sisi lain meningkatnya aktivitas politik Demokrat memunculkan beragam spekulasi.
Yang terburuk bagi istana adalah semuanya bermuara pada manuver SBY. Kisruh Demokrat sangat mungkin akan berakhir dengan islah kubu SBY-Moeldoko. Sinyal itu pernah diungkap Demokrat ketika isu baru merebak awal Februari lalu.
Herzaky Mahendra Putra, DPP Demokrat (cnnindonesia.com, 3/2/2021):
"Kalau KSP Moeldoko mau menjadi Capres melalui Partai Demokrat, ya bikin Kartu Tanda Anggota (KTA) dulu sebagai kader Partai Demokrat."
Fakta lain yang relevan adalah kenyataan bahwa ketika Moeldoko terbang ke Deli menghadiri KLB di sana, Menkopolhukam Mahfud MD mengaku tidak tahu menahu. Begitu pula dengan presiden dan Mensesneg Pratikno (tribunnews.com, 11/3/2021).
Moeldoko mengatakan bahwa kepergian dirinya ke Deli adalah urusan pribadi dan tidak terkait dengan jabatannya di KSP.
Menkopolhukam Mahfud MD:
"Lalu saya konfirmasi ke Pak Moeldoko, saya tanya Pak Moeldoko nggak cerita kepada Pak Presiden kalau bapak ikut (KLB di Deli Serdang).
(Moeldoko menjawab) 'itu kan urusan saya dan saya tidak ditanya' dan semuanya kaget waktu itu."
Petunjuk penting lainnya adalah desakan relawan Jokowi Mania (JoMan) kepada presiden untuk memecat KSP Demokrat seperti yang pernah ditulis dalam artikel sebelumnya.
Baca: Manuver KLB SBY-Moeldoko terkuak
Bagaimana langkah Demokrat berikutnya, apakah Moeldoko memang sedang bersolo-karier dengan petualangan politiknya lewat KLB? Â Ataukah SBY akan berhasil mengkonsolidasi partainya sekaligus merekrut Moeldoko?
Apa pun hasil akhir drama dualisme kepemimpinan di tubuh Demokrat, yang jelas Jokowi plus koalisi sudah punya penyeimbang. Kedekatan dengan Anies bisa menjadi poin untuk mencegah Demokrat terlampau kuat dan menjadi ancaman saat  Pemilu 2024.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H