Dalam judul versi perubahan, posisi tersebut bergeser di mana penulis dikondisikan sedang menunggu Jokowi untuk memberi tanggapan atas wacana kudeta Demokrat. Hal ini berarti pula menempatkan penulis berada pada pihak Demokrat yang sedang menunggu tanggapan itu.
Oleh karena merasa tidak dalam posisi demikian maka penulis  menyunting lagi judul. Tekanan diletakkan pada kenyataan bahwa Jokowi memang belum memberikan tanggapan setelah sebulan kasus ini bergulir.  Judul "Jokowi Enggan Merespons Wacana Kudeta Demokrat" akhirnya tayang dan lolos sensor sistem deteksi.
Kesimpulan dan saran
Begitulah kurang lebih intisari dari kronologi dan mekanisme bagaimana proses penayangan sebuah artikel yang ditulis Kompasianer. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pada tulisan yang di-take down setelah tayang itu agaknya terjadi karena secara sistem dia lolos tetapi kemudian menimbulkan persoalan di belakang.
Apakah kategori kanal berpengaruh terhadap mekanisme deteksi sistem? Sejauh ini penulis belum paham, tetapi memang harus diakui aspek ipoleksosbudhankamnasgor itu perlu jadi bahan pertimbangan juga.
Topik pendeteksian artikel secara sistemik ini dalam konteks user experience menurut penulis penting untuk diangkat sebagai bagian interaksi dalam komunitas berbasis platform; baik itu untuk sesama pengguna maupun bagi pengelola. S&K itu memang jelas tetapi tafsirnya bisa tergantung pada sudut pandang juga apalagi ketika melibatkan algoritma sistem yang berpotensi menjadi bumerang. Dalam konteks keterbukaan iklim demokrasi sekarang ini sangat disayangkan seandainya terjadi pembatasan berlebihan pada kebebasan warga mengungkapkan aspirasi.
Dengan input harian ribuan artikel Admin Kompasiana memang patut sedikit lega dengan adanya bantuan teknik digital untuk menyerok potensi munculnya masalah. Namun demikian penerapan teknologi seiring waktu perlu juga penyempurnaan agar tidak menjadi sumber kendala baru bagi penggunanya.
Bagi rekan Kompasianer yang belum pernah mengalami hal itu atau pernah mengalami namun memerlukan pembanding, tulisan ini semoga dapat memberikan gambaran. Mudah-mudahan bermanfaat.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H