Agar semuanya tidak muspro, sikap kooperatif masyarakat mutlak diperlukan. Jika tidak, maka penyebaran virus Corona akan semakin menjadi-jadi.
Sekarang Jakarta sudah menjadi episentrum Corona di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan akan muncul pusat-pusat penyebaran baru di daerah jika penduduk kita sendiri secara tak sadar berperan menjadi agen penyebarannya.
Keputusan pembatasan aktivitas perkantoran dan kegiatan ekonomi tidak boleh dimanfaatkan untuk berlibur atau mudik ke kampung.Â
Pemerintah mesti tegas mencegah pergerakan warga Jakarta ke luar kota jika tidak ingin wabah makin meluas. Yang terlanjur lolos segera didata.
Dalam kasus klaster seminar di Bogor sudah terbukti, beberapa pasien positif Corona ternyata merupakan peserta acara tersebut. Mereka kemudian menjadi carrier virus tanpa sadar ke daerah lain di Solo, Batam, Lampung, dan Samarinda. Potensi wabah jadi meluas.
Makin kompleks permasalahan klaster seminar Bogor ketika dinas kesehatan ternyata tidak dapat melacak panitia penyelenggara. Akibatnya, peserta lain (berjumlah ratusan) tidak dapat terdeteksi sehingga potensi penyebaran sulit diantisipasi (kompas.com, 21/3/2020).
Agak ironis mengingat pemerintah katanya sudah menggandeng BIN dan Kepolisian. Mungkin mereka belum sempat menjamah kasus ini; atau mungkin juga panitia seminar tersebut lebih cerdik dari BIN.
Masalah-masalah tersebut adalah real dan ada cukup banyak klaster yang perlu dijejaki.
Yang bisa kita lakukan adalah bersikap proaktif dengan memeriksakan diri jika punya riwayat kontak erat/ interaksi dengan mereka yang sudah positif Corona.
Tidak terbayang jika elemen masyarakat tak mampu mengimbangi usaha-usaha pemerintah.Â
Biaya triliunan rupiah bisa menguap begitu saja dan korban Corona semakin banyak berjatuhan. Adakah pihak yang menginginkan hal itu terjadi?***