Kalau kondisinya seperti itu kapan koruptor-koruptor pada kapok.
Setelah  disorot media, baru pemerintah mendadak peduli; yang suka bolos dipindah ke Gunung Sindur. Dulu pada kemana beliau-beliau itu? Kasusnya kan terjadi berkali-kali.
Saya usul itu penjara-penjara kita di-gunungsindurkan- saja semua. Atau diperbanyak.
Anggaran tidak mesti semua APBN. Piutang negara juga  mungkin memadai.
Dari Yayasan Supersemar saja katanya ada Rp 4,4 triliun yang harus disetor. Coba kita kalkulasi.
Berapa anggaran bikin lapas sekelas Gunung Sindur? Seratus, dua ratus, lima ratus milyar? Kalo biayanya Rp 500 M berarti berarti bisa bangun sekitar 9 lapas. Itu dari  1 kasus Supersemar, belum yang lain.
Selain bangunan fisik, manajemen juga perlu diperbaiki.
Kepala lapas dan sipir yang terbukti  kongkalikong pecat saja. Adili. Yang baru main mata langsung rotasi, 'transmigrasikan' ke pulau lain. Kasih tantangan yang lebih berat, biar mata mereka melek.
Soal manajemen lembaga pemasyarakatan serahkan saja pada ahlinya, Pak Rahadi Ramelan.
Begitu juga hakim-hakim yang suka gak tegaan sama terdakwa berduit. Â Perlu gebrakan untuk mencari dan memberi ruang bagi hakim yang berani dan berintegritas.
Rakyat tahu, bisa merasa kalau ada putusan yang timpang. Kasus yang satu diputus ringan sementara kasus yang lain jauh lebih berat. Rasa itu, rasa keadilan, jadi terusik.