Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menelusuri Jejak Musang Pandan

10 Agustus 2019   20:16 Diperbarui: 11 Agustus 2019   17:20 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bibit pohon yang semakin membesar, bentuk daun semakin jelas. Di sebelah kiri tampak ada biji yang baru berkecambah (dokumentasi pribadi)

Ada spot di pinggir atap kemudian jadi ‘ruang makan malam’ si codet. Tempat mojok tersebut ditandai dengan sisa-sisa bebijian yang berserakan di teras di bawahnya. Kadang sisa jambu, rambutan, ada pula daun-daun dengan bekas keratan gigi tajam di tepinya, kadang tampak seperti habis dikunyah.

Bibit pohon yang semakin membesar, bentuk daun semakin jelas. Di sebelah kiri tampak ada biji yang baru berkecambah (dokumentasi pribadi)
Bibit pohon yang semakin membesar, bentuk daun semakin jelas. Di sebelah kiri tampak ada biji yang baru berkecambah (dokumentasi pribadi)
Ada satu jenis biji/ buah sisa makannya yang tidak saya kenal. Pada musim hujan, benih-benih yang tersemai di atas beton itu kemudian berkecambah. 

Karena tertarik, sebagian biji kemudian dipindah ke tempat yang lebih representatif, wadah kecil berisi tanah agar bisa tumbuh lebih baik. 

Setelah tumbuh hingga daunnya terbentuk sempurna saya masih belum tahu pohon apakah itu. Fotonya seperti yang saya lampirkan di atas dalam tulisan ini. Mungkin ada rekan kompasianer yang bisa memberi tahu namanya.

Demikianlah sedikit pengalaman tentang jejak musang pandan yang saya panggil si codet karena bentuk garis-garis di mukanya. Di alam nyata di hutan atau kebun setengah hutan, dia adalah hewan yang berjasa menyemai benih berbagai jenis tumbuhan.

Contohnya kolang-kaling yang biasa kita nikmati dalam sirup buah saat bulan puasa yang berasal dari pohon aren liar. Penyebaran pohon aren tidak terlepas dari jasa musang yang tak pernah meminta pamrih dari kita.

Jika mampu menyampaikan pesan, mungkin hanya ini yang ingin dia sampaikan: tolong beri kami sedikit ruang untuk hidup nyaman di antara kalian.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun