Mohon tunggu...
Agung Pranoto
Agung Pranoto Mohon Tunggu... Mahasiswa - YAKUSA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Monotheisme Titik Temu Agama Samawi

28 Juni 2021   19:18 Diperbarui: 28 Juni 2021   19:38 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nurcholis Madjid berpendapat bahwa Islam "bukanlah" nama agama. Dengan menginterpretasi QS. Ali Imran [3] ayat 67, yang menceritakan tentang polemik kecil antara Yahudi dan Nasrani. Kedua kelompok ini, demikian Nurcholis, mengklaim Nabi Ibrahim a.s. masuk ke dalam golongannya. Lalu Al-Qur'an menegaskan bahwa Ibrahim adalah "hanifan musliman". Terma ini diartikan Madjid sebagai "seorang pencari kebenaran yang tulus dan murni (hanif), dan seorang yang berhasrat untuk pasrah". Ia keberatan bila kalimat itu diartikan bahwa Ibrahim adalah seorang muslim.[11] "Islam" bagi Nurcholis bukanlah nama sebuah agama formal (organized religion), karena menurutnya, istilah itu muncul pada abad kedua hijrah. Setiap agama yang mengajarkan sikap tunduk dan berserah diri, dalam pandangannya, adalah Islam. Karenanya, bukan hanya Islam (sebagai organized religion), namun Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha dan lain-lain adalah Islam. . Mengutip istilah Nurcholis Madjid, sebaik-baik agama di sisi Allah (baca: Yang Mutlak) ialah al-hanifiyah as-samhah, semangat kebenaran yang lapang dan terbuka. Karena itu, dengan perspektif "Teologi Inklusif", kelompok ini berpendapat bahwa pandangan subjektif seperti, "Hanya agama sayalah yang memberi keselamatan, sementara agama Anda tidak, dan bahkan menyesatkan" akan mengakibatkan sikap menutup diri terhadap kebenaran agama lain, dan berimplikasi serius atas terjadinya konflik atas nama agama dan Tuhan.[12]

Dari uraian di atas dapat dimengerti, bahwa pada esensinya semua agama menekankan pada ajaran pietisme (kesalehan), yakni proses pembersihan jiwa dengan melakukan berbagai kebajikan yang bersifat individual maupun sosial. Islam mengajarkan amanuwa 'amilu as-salihat (beriman dan beramal shaleh) ataupun tazkiyah an-nafs (pembersihan jiwa), begitu pula dengan Kristen yang menekankan ajaran cinta kasih, serta Buddha dan Hindu yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dengan tujuan akhir karmaphala atau moksa.

C. KESIMPULAN

Tiga agama samawi pada dasarnya telah memperlihatkan keterkaitan antara satu dengan yang lain. Landasan ini tertuju pada asal usul lahirnya tiga agama wahyu tersebut. Ibrahim atau Abraham menjadi benang merah yang menjawab pertanyaan yang selama ini mempersoalkan tentang perbedaan-perbedaan yang ada dan gejolak-gejolak deskriminasi atas nama agama. 

Pernyataan common word di antara Yahudi, Nasrani dan Islam tersebut meliputi pada ajaran teologis keimanan bahwa Tuhan Allah adalah Yang Maha Esa, dengan melarang segala bentuk penyekutuan tak terkecuali penyembahan pada berhala-berhala. 

Pembenaran terhadap masing-masing ajaran dengan memaparkan beberapa kisah nabi dan rasul-Allah untuk dapat menemukan dasar keterkaitan mengenai kebenaran agama Allah. Pengajaran kebaikan pada sesama sebagai dasar hidup sebagai modal mencapai kemerdekaan dalam memperoleh kedamaian dan kebahagiaan di dunia hingga di keabadian.

Referensi:

[1] Solichin, candradimuka Mahasiswa (Jakarta pusat: sinergi persadatama foundation, 2010) hlm  242

[2] M. Quraisy Shihab, Secercah Cahaya Ilahi Hidup Bersama alQuran (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007):484

[3] Tedi Sutardi, Antropologi Mengungkap Keberagaman Budaya (Bandung: PT Setia Purna Inves, 2007): 23.

[4] Bambang Noorsena, Menuju Dialog Teologis Kristen-Islam (Yogyakarta: Yayasan Andi, 2001): 169.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun