Mohon tunggu...
Agung Pramono
Agung Pramono Mohon Tunggu... Guru - Guru dan penulis

Agung Pramono berprofesi sebagai guru. Hoby menulis, olah raga dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukti Cinta itu Misteri

4 September 2022   22:00 Diperbarui: 4 September 2022   22:01 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


“ Ok nggak apa-apa, aku siap kok” timpalku.

Akhirnya aku berjanji untuk bertemu dengan Sarah, hari Jumat sepulang jam kantor yaitu jam 17.00WIB bertempat di Halte Saharjo. Di hari Jumat yang sudah kami sepakati, aku pulang mengajar jam 15.00 WIB. Setelah sholat ashar aku pun menuju halte Saharjo yang sudah kita sepakati. Sampai di halte aku pun mengambil posisi duduk yang nyaman karena memang aku harus menunggu sekitar 2 jam. Sambil melihat lalu lalang bis metromini dan mobil di Jalan Saharjo aku tetap sabar menunggu Sarah yang akan datang jam 17.00 WIB. Inilah permulaan perjuangan mencari cinta anak manusia, jadi ya harus sabar menunggu.


Setelah tepat jam 17.00 WIB Sarah belum juga datang. Jam pun bergerak 15 menit, 30 menit Sarah belum juga datang sampai tepat jam 18.00 Sarah memberi kabar bahwa dia tidak bisa datang karena kerjaan banyak. Dia hari ini akan lembur. Mendengar kabar dari Sarah antara marah, kecewa dan kesal menjadi satu karena aku menunggu sudah lama namun janji yang dia berikan ternyata kosong belaka. Namun di akhir telepon dia berkata kapan-kapan lain hari akan diusahakan. Inilah yang membuat aku masih punya pengharapan


Seminggu sejak janji bertemu yang gagal telah berlalu, aku pun sudah tidak berharap banyak lagi. Sudah dua kali sebetulnya hati ini kecewa dengan dia, tetapi  mau bagaimana lagi mungkin sudah takdir aku tidak berjodoh dengannya. Namun kali ini Sarah yang menghubungi ku untuk janjian lagi bertemu, aku pun mengiyakan.


Akhirnya janji yang ke dua ini terlaksana, aku jemput dia ditempat kakaknya di kawasan Kampung Melayu. Kita akhirnya bisa bertemu untuk jalan ke tempat rekreasi.


“ Sarah, mau kah kamu menjadi jodohku,” tanyaku sembari mengiba kepadanya


“ Memang Rano mau dengan ku,"jawabnya


“Mau, mau, mau….” jawabku kegirangan seperti anak kecil.


Akhirnya pada pertemuan itu kami berjanji untuk menjalin hubungan pertemanan ini agar sampai ke jenjang pernikahan. Tidak ada kata-kata romantis dariku karena memang aku memang tidak bisa romantis. Namun aku bertekad dan berjanji untuk menjaga hubungan ini dengan sebaiknya


Sarah ini pada akhirnya menjadi jodohku. Dan aku semakin yakin bahwa memang jodoh itu rahasia Allah saja. Kalau aku tahu bahwa Sarah itu adalah jodohku tentu dari sekolah SMP dan SMA aku akan selalu disampingnya. Tapi itulah jodoh yang mendapatkannya perlu perjuangan yang berliku-liku.

Wonogiri/ 4 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun