Mohon tunggu...
Agung Parningotan
Agung Parningotan Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55523110020 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 2 - Pemeriksaan Pajak - Diskursus Dialektika Model Hegelian, dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan

30 November 2024   21:12 Diperbarui: 30 November 2024   21:10 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dialektika Hegelian bukan hanya alat untuk memahami konflik, tetapi juga mekanisme untuk menciptakan solusi inovatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan zaman. Dalam audit perpajakan, pendekatan ini memungkinkan otoritas pajak dan wajib pajak bekerja sama untuk membangun sistem yang lebih adil, efisien, dan berkelanjutan. Dengan memahami peran tesis, antitesis, dan sintesis, auditor dapat mengelola konflik secara lebih konstruktif, menciptakan kebijakan yang tidak hanya menyelesaikan masalah, tetapi juga mendorong perkembangan positif dalam sistem perpajakan.

Proses ini memungkinkan terjadinya perubahan dan perkembangan dalam sistem perpajakan. Sebagai contoh, apabila terdapat konflik antara kewajiban pelaporan wajib pajak dan kemampuan wajib pajak untuk mematuhi ketentuan tersebut, sintesis dapat berupa pengembangan sistem pelaporan online yang lebih sederhana dan efisien.

Tesis, Antitesis, dan Sintesis dalam Praktik Audit Perpajakan

Dalam praktiknya, setiap tahap dialektika Hegelian memiliki contoh konkret yang relevan dalam audit perpajakan:

  • Tesis:
    Kebijakan otoritas pajak menetapkan bahwa wajib pajak harus melaporkan semua penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima dari luar negeri. Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan tidak ada penghasilan yang tidak dikenakan pajak.
  • Antitesis:
    Wajib pajak mungkin merasa bahwa melaporkan penghasilan dari luar negeri memberatkan, terutama jika mereka sudah membayar pajak di negara asal penghasilan tersebut. Wajib pajak dapat mengajukan argumen bahwa aturan ini mengarah pada pajak berganda, yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan perpajakan.
  • Sintesis:
    Sintesis dalam kasus ini dapat berupa kesepakatan antara otoritas pajak dan wajib pajak untuk menerapkan mekanisme tax treaty atau penghindaran pajak berganda yang diakui secara internasional. Kebijakan ini memungkinkan wajib pajak untuk mengurangi pajak yang telah dibayar di luar negeri dari kewajiban pajak mereka di Indonesia.

Signifikansi Dialektika Hegelian dalam Audit Perpajakan

Dialektika Hegelian memiliki beberapa keunggulan dalam penerapan audit perpajakan, antara lain:

  1. Memahami Konflik secara Holistik:
    Dengan memetakan tesis dan antitesis, auditor dapat memahami konflik dari berbagai sudut pandang, termasuk perspektif hukum, ekonomi, dan sosial.
  2. Menghasilkan Solusi yang Berkelanjutan:
    Proses sintesis memastikan bahwa solusi yang dihasilkan tidak hanya menyelesaikan konflik saat ini, tetapi juga menciptakan perubahan yang positif dalam sistem perpajakan secara keseluruhan.
  3. Mendorong Inovasi Kebijakan:
    Dialektika ini sering kali memunculkan gagasan baru yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis dan teknologi. Misalnya, pengembangan sistem e-filing dan e-audit adalah salah satu hasil dari konflik antara kebutuhan pelaporan pajak yang transparan dan kendala administratif yang dihadapi wajib pajak.
  4. Menguatkan Hubungan antara Otoritas dan Wajib Pajak:
    Pendekatan ini menciptakan komunikasi yang lebih baik antara otoritas pajak dan wajib pajak, karena solusi yang dihasilkan berasal dari pemahaman dan kompromi bersama.

Studi Kasus: Penerapan Dialektika Hegelian

Sebagai ilustrasi, suatu perusahaan multinasional mungkin menghadapi audit pajak atas transaksi antar perusahaan (transfer pricing).

  • Tesis: Otoritas pajak berpendapat bahwa perusahaan tersebut telah menetapkan harga transfer yang tidak wajar, sehingga mengurangi pendapatan kena pajak di Indonesia.
  • Antitesis: Perusahaan berargumen bahwa harga transfer sudah sesuai dengan praktik bisnis internasional dan memiliki dasar ekonomi yang kuat.
  • Sintesis: Melalui proses dialektika, auditor dan perusahaan dapat menyepakati penggunaan comparable uncontrolled price method sebagai metode untuk mengevaluasi kewajaran harga transfer. Solusi ini tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga meningkatkan kepastian hukum dalam praktik transfer pricing.

Dengan memahami prinsip-prinsip dialektika Hegelian, audit perpajakan tidak hanya menjadi proses pengawasan, tetapi juga sarana untuk menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil, efisien, dan inovatif.

Why: Pentingnya Dialektika Hegelian dalam Audit Perpajakan

Pendekatan dialektika Hegelian sangat penting dalam konteks audit perpajakan karena menawarkan sebuah kerangka pemikiran yang dapat mengidentifikasi dan mengelola konflik-konflik yang sering muncul antara otoritas pajak dan wajib pajak. Konflik-konflik ini sering kali muncul dalam berbagai bentuk, baik itu dalam aspek interpretasi kebijakan pajak, pelaporan kewajiban perpajakan, maupun dalam penerapan peraturan yang bersifat kompleks. Dialektika Hegelian memungkinkan para auditor, baik dari pihak otoritas pajak maupun dari pihak wajib pajak, untuk melihat konflik tersebut bukan sebagai masalah yang bersifat antagonistik atau destruktif, tetapi sebagai suatu kesempatan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun