Mohon tunggu...
Agung Purnomo
Agung Purnomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Insuri Ponorogo

Halo, Ayo menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Psikologi Ibnu Khaldun: Cerpen

15 Oktober 2024   02:53 Diperbarui: 15 Oktober 2024   03:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibnu Sina, Al-Ghazali, Sahl Al-Baihaki, Ibnu Khaldun.

Disini saya akan menjelaskan psikologi dari Ibnu Khaldun

 Anda harus tau, beliau-beliau adalah ilmuwan-ilmuwan muslim.

"Ibn Khaldun membagi akal menjadi empat:

akal yang membedakan, akal yang bereksperimen, akal yang berspekulasi, dan akal yang melampaui. Karena berpikir adalah anugerah yang hanya dimiliki manusia, sesuatu yang menjadikan kita istimewa di tengah ciptaan."

Hening sesaat, ia melanjutkan,

"Firah---kecenderungan bawaan dari Sang Pencipta---menjadi cermin bagi jiwa kita. Setiap manusia, setiap masyarakat, dan bahkan setiap peradaban diukur dengan Firah ini. Ibn Khaldun percaya, dengan hidup seimbang mengikuti aturan Ilahi, kita menemukan harmoni dalam kesederhanaan, seperti mereka yang hidup selaras dengan alam."

Suara itu mengalun, menciptakan suasana tenang dalam kelas.

"Lingkungan, bagi Ibn Khaldun, membentuk karakter kita. Dunia yang mengelilingi kita, ibarat air yang mengikis bebatuan, perlahan-lahan mengukir siapa diri kita. Ketidakadilan dan agresi, mereka lahir dari sisi hewani kita. Namun, kita diberi akal dan Firah untuk melawan itu."

Ia berhenti, menatap teman-temannya, sebelum melanjutkan dengan lebih halus,

"Bahasa, kata Ibn Khaldun, adalah kunci ke dalam pikiran. Kata-kata yang berulang membentuk pemahaman, seperti tetes air yang terus-menerus jatuh ke batu, menciptakan pola yang dalam. Bahasa tak hanya alat, tapi sarana untuk memahami dan diingat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun