Di tengah kekacauan, seorang pegawai muda berdiri di depan spanduk unjuk rasa dan bergumam, "Air dan WiFi ini cuma simbol, kan? Simbol pemimpin yang haus pujian, tapi tak mau mendengar."
Temannya menimpali, "Mungkin kita butuh Menteri Teknologi yang paham teknologi manusia. Bukan cuma kabel wifi dan keran."
Aksi itu ditutup dengan poster sindiran, "Bapak Menteri, rakyat ini bukan router yang bisa dimatikan sesuka hati."
 "Kami butuh adanya gebrakan yang hingga mendekati 100 hari ini belum ada sama sekali, bukan marah-marahan dan pecat-pecatan terus sepanjang hari. Bapak Menteri pasti cape, apalagi kami!", kata ajudan pembantu wakil asisten paguyuban unjuk rasa di lokasi.
Emak-emak pegawai senior disana pun mengingatkan para juniornya setelah aksi demo selesai. Ia berkata penuh bijak, "Bukan gelar yang menentukan makna hidupmu, tapi sejauh mana ilmumu mampu mengubah dunia menjadi lebih baik."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI