Penelitian dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa 85 juta pekerjaan akan tergantikan oleh otomatisasi pada tahun 2025. Namun, laporan yang sama juga memprediksi munculnya 97 juta pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan yang berbeda, khususnya di bidang teknologi, analitik data, dan kecerdasan buatan.
Salah satu perusahaan yang telah memanfaatkan future skills adalah Google. Dengan mengedepankan literasi data dan kecerdasan buatan, Google berhasil membangun budaya kerja berbasis inovasi yang memungkinkan mereka terus memimpin di pasar global. Langkah serupa diambil oleh Amazon, yang mengimplementasikan analitik prediktif untuk memahami perilaku pelanggan secara real-time. Ini menunjukkan bahwa future skills tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi inti keberhasilan bisnis modern.
Persamaan antara Soft Skills dan Future Skills
Sebelum membahas mengapa future skills menjadi prioritas, penting untuk memahami bahwa soft skills dan future skills memiliki keterkaitan erat. Kedua jenis keterampilan ini bertujuan meningkatkan nilai individu di tempat kerja, mendukung adaptasi terhadap perubahan, dan memfasilitasi keberhasilan baik secara individu maupun organisasi. Berikut beberapa kesamaan mendasar antara keduanya:
1. Bukan teknis (Non-Technical Skills). Keduanya merupakan kemampuan yang tidak terkait langsung dengan aspek teknis atau hard skills. Mereka lebih berfokus pada kemampuan personal, interpersonal, dan kognitif.
2. Berbasis pembelajaran berkelanjutan. Baik soft skills maupun future skills membutuhkan pembelajaran terus-menerus untuk relevansi di dunia kerja yang dinamis.
3. Peningkatan kapabilitas individu. Keduanya membantu individu mengembangkan potensi terbaik mereka, baik melalui penguasaan komunikasi (dalam soft skills) maupun kemampuan teknologi (dalam future skills).
4. Mendukung keberhasilan karier. Baik soft skills maupun future skills berperan penting dalam meningkatkan produktivitas, inovasi, dan kemampuan beradaptasi individu di tempat kerja. Dengan kata lain keduanya berperan strategis dalam karier. Dimana Soft skills membangun hubungan kerja yang produktif, sedangkan future skills memungkinkan pemecahan masalah berbasis teknologi.
5. Relevansi dengan transformasi organisasi. Dalam dunia kerja yang terus berubah, keduanya menjadi fondasi penting bagi organisasi yang ingin tetap kompetitif, terutama di tengah perubahan teknologi dan dinamika pasar.
6. Bersifat dinamis. Keduanya berkembang seiring waktu. Misalnya, kemampuan kolaborasi (bagian dari soft skills) dan kecakapan digital (bagian dari future skills) menjadi semakin relevan dengan perkembangan zaman.
7. Dapat dilatih dan dikembangkan. Soft skills dan future skills bukan bawaan lahir; keduanya dapat dibentuk melalui pelatihan, pengalaman, dan pembelajaran berkelanjutan.
Dengan memahami kesamaan ini, kita dapat melihat bahwa future skills bukanlah pengganti total untuk soft skills, tetapi justru pelengkap yang meningkatkan relevansi keterampilan tradisional di era modern.
Persamaan dan Perbedaan: Soft Skills vs. Future Skills
Sebelum mendalami bagaimana menguasai future skills, penting untuk memahami keterkaitan dan perbedaan antara soft skills dan future skills. Keduanya memiliki hubungan yang erat dalam membangun kapabilitas individu, meskipun berfokus pada aspek yang berbeda.
Memahami kesamaan ini membantu melihat bahwa future skills tidak sepenuhnya menggantikan soft skills, melainkan melengkapinya agar lebih relevan di era modern. Sebelum mendalami bagaimana menguasai future skills, penting untuk memahami perbedaannya dengan soft skills.