Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ingatlah Nak, Ilmu Itu Bukan Hafalan, Tapi Manfaat yang Menghidupkan

21 Desember 2024   05:03 Diperbarui: 20 Desember 2024   08:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu adalah cahaya yang bermanfaat, bukan sekadar hafalan.|Foto: bettermencoaching.com

"Ilmu sejati bukanlah sekadar hafalan, tetapi cahaya yang menerangi hati, memberi manfaat, dan menjadi solusi bagi sesama."

Nak, saat surat ini Ayah buat, Ayah dan Ibu di kampung sedang baik-baik saja. In Syaa Allah, di waktu yang baik dan tepat, ayah dan ibu akan main ke kotamu sana. Kita cari buku yang bagus-bagus, jalan pagi bersama, dan makan bersama.

Nak, kali ini, ayah ingin berbagi dan bercerita tentang ilmu. Ketika kita berbicara tentang ilmu, Ayah ingin engkau selalu ingat bahwa ilmu bukanlah sekadar angka-angka, IPK, gelar, atau prestasi akademik. Ilmu itu, adalah cahaya yang akan memberi manfaat kepada pemiliknya dan orang-orang di sekitarnya. Jangan sampai engkau terjebak pada sekadar menghafal teori, tapi lupa pada esensi dari ilmu itu sendiri. Ayah ingin bertanya kepadamu, Nak: apa yang sebenarnya engkau cari dari ilmu?

Esensi Ilmu dalam Kehidupan

Nak, ada pesan yang sangat indah dari Imam Syafi'i yang selalu Ayah ingat. Beliau berkata, "Ilmu itu bukan yang dihafal, tetapi yang memberi manfaat." Kata-kata ini sangat sederhana, tapi memiliki makna yang begitu dalam. Ilmu, adalah alat untuk menciptakan perubahan yang baik, baik dalam dirimu sendiri maupun bagi orang lain. Maka, sebanyak apa pun ilmu yang engkau miliki, jika itu tidak mampu memberi manfaat kepada orang lain, itu hanya menjadi sekadar hafalan yang tidak berarti.

Ayah tahu, engkau mungkin senang dengan gelar, nilai, atau pengalaman yang telah engkau raih. Tapi cobalah engkau renungkan, Nak, sejauh mana itu semua mampu menjawab kebutuhan orang-orang di sekitarmu? Apakah ilmu yang engkau punya bisa menjadi solusi bagi mereka? Ingatlah, Nak, orang-orang tidak akan peduli seberapa luas wawasanmu, melainkan seberapa besar manfaat yang engkau berikan kepada mereka.

Ilmu yang Menghidupkan Hati

Ada orang yang punya ilmu untuk dipamerkan, tentu saja itu tidaklah baik. Ilmu itu untuk diamalkan. Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." Jadilah seperti itu, Nak. Ilmu yang sejati adalah ilmu yang mampu menghidupkan hati, menyelesaikan masalah, dan menjadi jalan hidayah bagi sesama.

Saat engkau bertemu dengan orang lain, dengan siapa pun itu, In Syaa Allah akanselalu ada ilmu yang bisa engkau ambil. Tapi jangan terlalu sibuk berbicara hingga lupa mendengarkan. Mendengar itu, Nak, adalah cara untuk belajar. Dalam diam, engkau punya ruang untuk mencatat, merenung, dan memahami apa yang disampaikan orang lain. Saat engkau mendengar dengan hati yang tulus, engkau akan menemukan pelajaran berharga yang mungkin tidak ada di buku, di bangku sekolah, atau ruang kuliah.

Rendah Hati: Kunci Mengalirnya Ilmu

Nak, Ayah ingin engkau selalu ingat, rendah hati itu adalah syarat agar ilmu bisa mengalir. Seperti air yang selalu mencari tempat yang lebih rendah, ilmu pun hanya akan turun kepada mereka yang tidak sombong. Jika engkau merasa sudah tahu segalanya, Nak, pintu untuk ilmu baru akan tertutup. Sebaliknya, jika engkau tetap haus akan pengetahuan dan rendah hati, ilmu akan berkumpul di diri dan hatimu. Dan engkau, akan terus tumbuh.

Ayah ingin engkau mengevaluasi dirimu sendiri. Apakah engkau sudah cukup rendah hati dalam menyikapi ilmu yang engkau miliki? Apakah engkau sudah berusaha mendengar dan memahami orang lain sebelum berbicara? Rendah hati bukan berarti merendahkan diri, Nak, tetapi membuka hati untuk terus belajar dari siapa pun, di mana pun, dan kapan pun.

Membagikan Ilmu: Amal yang Berkelanjutan

Nak, ilmu yang tidak diamalkan dan dibagikan akan sia-sia. Tulislah, ajarkanlah, atau bagikanlah ilmu itu kepada orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang menunjukkan kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti pelakunya." Jadi, Nak, berbagi ilmu bukan hanya akan bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga menjadi amal jariyah untukmu.

Sekarang ini, Nak, membagikan ilmu menjadi lebih mudah. Engkau bisa menuliskan catatan kecil di media sosial, membuat video edukasi, atau sekadar berbagi nasihat kepada teman-temanmu. Yang terpenting adalah niat yang lurus dan keinginan untuk memberi manfaat.

Kesimpulan: Ilmu Sebagai Cahaya Kehidupan

Pada akhirnya, Nak, ilmu yang sejati adalah ilmu yang mampu membawa cahaya dalam kehidupan kita dan orang lain. Ia bukan sekadar hafalan, tetapi tindakan nyata yang memberikan solusi dan inspirasi. Seperti air yang menghidupkan tanaman, ilmu yang bermanfaat akan menghidupkan hati dan pikiran manusia.

Maka, mari kita renungkan bersama, Nak, apakah ilmu yang engkau miliki sudah benar-benar memberi manfaat? Jika belum, Ayah ingin engkau mulai berbenah. Dengarkanlah, renungkanlah, dan bagikanlah ilmu itu. Semoga setiap langkahmu dalam mencari dan mengamalkan ilmu menjadi bagian dari jalan menuju rida Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun