a. Adakah cara atau metode lain yang dirasakan lebih baik, lebih efektif dan dengan biaya yang relatif terjangkau ?
b. Pendekatan apa lagi yang bisa saya lakukan untuk mempercepat kesembuhan ?
c. Adakah komunitas yang concern dengan penyakit yang saya derita ini ?
d. Perlukah saya di-ruqyah syariah sehingga saya bisa lebih menerima, lebih tulus dan ikhlas menerima ujian sakit ini ?
5. Jangan lihat ke belakang.Â
Melihat semua keluhan kita dibelakang memang boleh, jika sekiranya dapat kita ambil hikmahnya untuk membantu kita menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dimasa kini dan bahkan masa depan nanti.
Sudahlah, jangan pula terlalu menyesali tindakan yang keliru di masa lalu. Jauh lebih penting kita fokuskan energi dan waktu kita untuk tindakan yang "produktif" dan efektif.
Jangan pula menyesali biaya, waktu dan tenaga yang sudah begitu banyak dikorbankan untuk mencari kesembuhan. Tataplah kedepan. Tindakan apa saja yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kesembuhan.
Fokuskan pada hari ini, tetaplah produktif, dan harapkan hasil yang terbaik di masa depan.
6. Jangan Menyalahkan Keadaan
Menyalahkan keadaan atau orang lain hanya akan membuang energi yang seharusnya digunakan untuk kesembuhan. Jadikan situasi ini sebagai pelajaran dan motivasi untuk menjadi lebih kuat.
7. Jangan curhat sembarangan.
Curhatlah hanya kepada orang yang sudah sembuh, hanya kepada orang terdekat yang akan tulus mendoakan dan membantu kita, serta  hanya kepada dokter ahli semata.
Curhat sembarangan, bisa jadi itu akan melemahkan jiwa dan semangat kita untuk sembuh. Kita tak mau kan, setelah curhat pada seseorang kemudian orang itu bilang, "Waduh, hati-hati lho penyakit itu. Kemarin, dua tetangga saya meninggal hampir bersamaan karena penyakit itu...".