Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Kolaborasi Era Digital, Kunci Bertumbuh Kembang di Tengah Big Data, Algoritma, dan AI

15 Oktober 2024   08:37 Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolaborasi manusia-mesin adalah kunci membuka masa depan yang penuh inovasi.|Image: Ilustrator AFM 

"Kolaborasi dengan teknologi bukanlah soal digantikan, melainkan soal mengoptimalkan potensi bersama. Saat manusia dan mesin bersinergi, batasan menjadi peluang, dan setiap tantangan diubah menjadi keberhasilan."

Di era digital yang bergerak begitu cepat, kita berada di titik kritis di mana kemampuan manusia dan kecerdasan buatan (AI) harus saling melengkapi untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar. Apakah Anda siap menghadapi masa depan yang penuh dengan algoritma canggih dan Big Data yang terus berkembang? Di sinilah letak kekuatan kolaborasi baru. Bukan lagi hanya kerja sama antar manusia, tetapi juga kolaborasi yang harmonis antara manusia dan mesin yang cerdas. Inilah momen di mana kita harus memahami bahwa kolaborasi dengan teknologi bukanlah ancaman, melainkan peluang yang tak terbatas.

Saat manusia dan mesin bekerja bersama, kita tidak hanya melangkah lebih cepat, tetapi juga lebih cerdas. Kolaborasi ini adalah kunci untuk berkembang dalam dunia yang semakin kompleks dan didorong oleh data. Mari kita eksplorasi bagaimana kolaborasi ini dapat membuka pintu menuju kesuksesan yang lebih besar di tengah revolusi digital yang terus berlanjut.

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, terutama dalam bidang Big Data, algoritma, dan kecerdasan buatan (AI), konsep kolaborasi mengalami transformasi besar. Kolaborasi bukan lagi sekadar interaksi antar manusia, antar bagian, atau antar organisasi. Tetapi juga, mencakup kerja sama yang harmonis antara manusia dan mesin. Hal ini menjadi fondasi utama yang perlu dipahami sebelum melangkah ke dua pilar lainnya, yakni komputasi dan perubahan.

1. Bekerja dengan Mesin: Aturan Interaksi yang Baru

Dalam era digital ini, aturan kolaborasi telah berkembang, di mana manusia dan mesin kini harus bekerja sama untuk mencapai hasil yang optimal. AI dan mesin-mesin cerdas semakin mengambil alih peran-peran yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Namun, ini bukan berarti manusia digantikan oleh mesin, melainkan diajak untuk berkolaborasi dengan teknologi yang semakin pintar.

Memahami bagaimana AI bekerja merupakan langkah awal untuk menciptakan kolaborasi yang efektif. Kecerdasan buatan saat ini dirancang untuk belajar dan beradaptasi melalui data yang terus berkembang. Algoritma yang ditanamkan memungkinkan mesin untuk "belajar" dari pola, perilaku, dan keputusan yang dipelajari dari kumpulan data besar. Mesin ini kemudian dapat membantu manusia dengan analisis cepat, prediksi yang akurat, hingga otomatisasi tugas yang rumit. Namun, agar kolaborasi ini berhasil, manusia harus memahami cara kerja mesin tersebut.

2. Bagaimana Cara Mesin Belajar?

Proses pembelajaran mesin (machine learning) adalah inti dari kemampuan AI. Mesin belajar melalui data yang dimasukkan ke dalam sistem mereka. Setiap kali mesin berinteraksi dengan data, ia menganalisis pola yang muncul, kemudian menggunakan pola tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan. Dengan demikian, semakin banyak data yang dimiliki mesin, semakin pintar mesin tersebut.

Fakta dan temuan nyata di lapangan juga menunjukkan bahwa tantangan terbesar dalam kolaborasi antara manusia dan mesin adalah memastikan manusia mengerti bagaimana mesin itu bekerja. Pemahaman ini penting, karena ketika seseorang tidak memahami bagaimana mesin membuat keputusan, mereka mungkin ragu untuk mempercayai hasil yang diberikan oleh AI.

3. Kenali Susunan Teknologi Anda

Selain memahami cara kerja mesin, penulis juga menekankan pentingnya bagi individu dan organisasi untuk mengenali dan mengelola susunan teknologi yang mereka miliki. Setiap perusahaan memiliki ekosistem teknologi yang berbeda---mulai dari perangkat lunak (software) hingga perangkat keras (hardware). Mengenali bagaimana setiap bagian teknologi ini bekerja dan berinteraksi satu sama lain adalah kunci untuk menciptakan kolaborasi yang sukses antara manusia dan mesin.

Pemimpin Perusahaan kini dituntut untuk dapat memberikan panduan tentang bagaimana perusahaan dapat menyesuaikan dan mengintegrasikan teknologi baru. Tentu, tanpa menyebabkan gangguan besar pada proses kerja. Susunan teknologi yang tepat akan memungkinkan kolaborasi yang lebih lancar antara manusia dan mesin, sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

4. Perlakukan AI Seperti Mesin, Meski Kelihatannya Bertindak Seperti Manusia

Meski AI mampu meniru perilaku manusia, penulis mengingatkan bahwa pada dasarnya AI tetaplah sebuah mesin. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah ketika orang memperlakukan AI seolah-olah ia memiliki kesadaran dan intuisi seperti manusia. Karena itu, disarankan agar kita tetap memperlakukan AI sebagai alat bantu yang bertujuan untuk mendukung keputusan manusia, bukan menggantikan mereka sepenuhnya.

AI dapat membantu menyaring data, mengidentifikasi tren, dan memberikan rekomendasi, tetapi pada akhirnya, manusia tetap yang memiliki kontrol atas keputusan akhir. Pemisahan yang jelas antara peran manusia dan mesin ini penting untuk menjaga kolaborasi tetap sehat dan seimbang.

5. Membangun Kepercayaan untuk Bekerja Sama dengan Mesin: Manusia-Agen Bekerja Sama

Membangun kepercayaan antara manusia dan mesin adalah elemen krusial dalam kolaborasi digital. Tanpa kepercayaan, interaksi antara keduanya tidak akan optimal. Kepercayaan itu sendiri dapat terbentuk melalui transparansi. Ketika AI bekerja, sangat penting bagi mesin untuk menjelaskan bagaimana ia mencapai suatu kesimpulan. Hal ini dapat membantu manusia lebih memahami, sehingga membangun kepercayaan terhadap hasil yang diberikan oleh mesin.

Kepercayaan ini harus dijalin dua arah: manusia harus mempercayai AI untuk melakukan tugasnya, sementara AI harus disetel untuk terus belajar dan beradaptasi dari masukan yang diberikan manusia. Karena itu, kita perlu menekankan pentingnya komunikasi yang jelas antara manusia dan mesin untuk menciptakan kerja sama yang efisien dan produktif.

6. Mencapai 30%: Tingkat Kompetensi dalam Pola Pikir Digital

Paul Leonardi dan Tsedal Neeley dalam The Digital Mindset menyatakan bahwa untuk bisa beradaptasi dengan baik di era digital, seseorang tidak perlu menjadi ahli teknologi, tetapi setidaknya harus memiliki pemahaman dasar yang cukup - sekitar 30% - dalam setiap kategori atau bidang terkait digitalisasi. Angka ini mencerminkan tingkat kompetensi minimal yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dan efektif dalam lingkungan kerja berbasis digital. Dengan memiliki pemahaman 30% tentang bagaimana teknologi bekerja, individu dapat lebih mudah berkolaborasi dengan mesin serta mengintegrasikan teknologi ke dalam tugas-tugas sehari-hari.

Leonardi dan Neeley mengilustrasikan bahwa 30% dari pengetahuan digital ini mencakup aspek penting tentang cara kerja teknologi, bagaimana algoritma beroperasi, bagaimana AI memproses data, serta bagaimana sistem digital dapat diterapkan dalam konteks bisnis. Pemahaman ini memungkinkan individu untuk memahami dasar-dasar operasional teknologi tanpa harus mendalami setiap detail teknisnya. Hal ini akan membantu mereka membuat keputusan yang lebih cerdas, mengidentifikasi peluang, dan berinovasi dengan lebih percaya diri.

Kompetensi 30% ini juga penting untuk membangun pola pikir digital yang kuat. Yaitu, kemampuan untuk berpikir secara strategis tentang teknologi dan bagaimana menggunakannya secara efektif dalam bisnis. Dengan menguasai 30% dari elemen-elemen utama teknologi, individu mampu mengerti arah dan tujuan suatu proses digital, serta bagaimana memanfaatkannya untuk memperkuat kolaborasi dengan mesin dan manusia dalam organisasi.

Kesimpulan: Kompetensi Digital sebagai Dasar Kolaborasi Era Baru

Di era Big Data, algoritma, dan AI, kolaborasi tidak lagi terbatas pada hubungan antar manusia, melainkan mencakup interaksi antara manusia dan mesin. Mindset digital menekankan pentingnya mengembangkan kemampuan untuk bekerja sama dengan teknologi agar bisa bertahan dan berkembang di era transformasi digital ini.

Kolaborasi dengan mesin memungkinkan kita untuk menyelesaikan tugas lebih cepat, lebih akurat, dan lebih efisien. Namun, untuk mencapai kolaborasi yang optimal, kita harus memahami cara kerja mesin, mengenali susunan teknologi yang digunakan, serta membangun kepercayaan dengan AI. Pada akhirnya, kolaborasi yang efektif antara manusia dan mesin akan menjadi modal utama dalam meraih kesuksesan di era digital yang semakin kompleks dan kompetitif.

Kolaborasi di era digital membutuhkan lebih dari sekadar interaksi manusia-mesin. Diperlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi bekerja, dan mencapai 30% kompetensi dalam setiap kategori yang relevan menjadi tolok ukur minimal untuk sukses. Dengan tingkat kompetensi ini, kita dapat mengoptimalkan kolaborasi dengan mesin dan menjalankan proses bisnis yang lebih efisien di tengah perubahan yang cepat di dunia digital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun