Tidak memilih sama sekali berarti membiarkan proses politik berlangsung tanpa kontribusi kritis dari masyarakat.
3. Transisi Politik dan Tantangan Manajemen Risiko Demokrasi
Dari segi manajemen risiko, fenomena coblos semua dan golput perlu dipahami dalam konteks transisi politik Indonesia yang masih menghadapi berbagai tantangan.Â
Tingginya ketidakpuasan publik seringkali disebabkan oleh kurangnya representasi politik yang sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Meningkatnya Risiko Instabilitas:
Tingginya jumlah surat suara tidak sah atau aksi golput berpotensi menciptakan instabilitas politik. Risk management dalam konteks ini berfokus pada mitigasi risiko jangka panjang, di mana upaya perbaikan sistem demokrasi harus lebih inklusif, responsif, dan transparan.Â
Tanpa pembenahan ini, risiko instabilitas politik semakin tinggi, terutama ketika masyarakat merasa suaranya tidak dihargai dalam proses politik.
4. Studi Kasus Internasional: Pembelajaran dari Negara Lain
Beberapa negara lain juga menghadapi tantangan serupa dalam menjaga kualitas demokrasi dan partisipasi politik.Â
Misalnya, Thailand menghadapi kendala dalam demokrasi karena intervensi militer yang membatasi kebebasan politik, sementara Kamboja terus berjuang melawan dominasi elit politik yang mengurangi ruang bagi oposisi.
Pengalaman negara-negara ini menunjukkan bahwa risk management dalam demokrasi tidak hanya mengandalkan mekanisme pemilu, tetapi juga pentingnya membangun budaya demokrasi yang kuat.