Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

No Viral, No Justice: Menyoal Kebijakan Publik dalam Era Digital

16 Agustus 2024   12:47 Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:54 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebijakan bijak tidak menunggu viral, ia hadir dari pemahaman dan tanggung jawab. | Image: lens.monash.edu

Kebijakan yang diputuskan secara terburu-buru tanpa pertimbangan matang dapat menimbulkan kegaduhan politik. Ketika menjadi viral, perhatian publik yang meningkat menyebabkan tekanan bagi pemerintah untuk melakukan penyesuaian. Di sisi keamanan, kebijakan kontroversial bisa memicu ketidakstabilan sosial dan mengancam ketertiban umum.

Polarisasi Sosial dan Ketegangan Ekonomi

Dampak sosial dari kebijakan yang tidak tepat sangat merugikan, menyebabkan polarisasi dan ketegangan di masyarakat. Media sosial, sebagai platform penyebar informasi, dapat mempercepat polarisasi ini. Secara ekonomi, kebijakan buruk menimbulkan ketidakefisienan dan menurunkan produktivitas, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi nasional.

Tantangan Ideologis dan Kepemimpinan

Kebijakan kurang matang dapat merusak tatanan yang ada dan menyesatkan pemahaman publik tentang arah kebijakan pemerintah. Hal ini menunjukkan kelemahan dalam kepemimpinan, di mana pemimpin gagal memberikan arahan jelas dan bertanggung jawab. Ini mencerminkan ketidakmampuan merumuskan visi jangka panjang yang dapat diandalkan.

Kekacauan Tata Kelola dan Sistem Pemerintahan

Fenomena "No Viral, No Justice" mengindikasikan adanya kekacauan dalam tata kelola pemerintahan. Kebijakan yang bergantung pada respons publik yang viral menunjukkan kurangnya mekanisme evaluasi internal yang efektif. Ini memerlukan reformasi tata kelola untuk memastikan bahwa kebijakan publik didasarkan pada data yang akurat dan analisis mendalam.

Menemukan Solusi: Membangun Kepemimpinan yang Responsif

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan perubahan paradigma dalam pengambilan kebijakan publik. Pertama, peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pemerintahan harus menjadi prioritas melalui pelatihan berkelanjutan. Kedua, mekanisme evaluasi kebijakan harus diperkuat untuk memastikan kebijakan bersifat inklusif dan mempertimbangkan berbagai perspektif. Ketiga, transparansi dalam proses pengambilan keputusan harus ditingkatkan dengan melibatkan partisipasi publik yang lebih luas.

Kesimpulan

Fenomena "No Viral, No Justice" mencerminkan kebutuhan mendesak untuk reformasi dalam pengambilan kebijakan publik dan penegakan hukum di Indonesia. Pemerintah perlu responsif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat di era digital. Dengan memperbaiki kelemahan struktural dan meningkatkan kualitas kepemimpinan, kita dapat memastikan bahwa kebijakan publik tidak hanya adil tetapi juga berkelanjutan dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun