Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengasah Empati: Rahasia Memahami Dunia Remaja dari Kacamata Orang Tua

6 Agustus 2024   06:17 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empati membuka pintu menuju pemahaman dan hubungan yang harmonis. | Foto: manhoodjourney.org

"Empati adalah jembatan yang menghubungkan hati orang tua dengan dunia remaja mereka, menjadikan setiap kata dan perasaan lebih bermakna dan dipahami."

Pernahkah Anda merasa bingung menghadapi perubahan mood anak remaja Anda yang begitu cepat? Atau mungkin Anda kesulitan memahami mengapa mereka seringkali menutup diri dan enggan berbagi cerita? Anda tidak sendirian. Banyak orang tua di luar sana yang menghadapi tantangan serupa, terutama di era digital ini yang membawa dinamika baru dalam hubungan keluarga.

Remaja adalah masa transisi yang penuh dengan gejolak emosional dan sosial. Mereka tidak hanya berusaha menemukan jati diri, tetapi juga berjuang untuk mendapatkan pengakuan dan dukungan dari lingkungan sekitarnya. Dalam situasi ini, empati menjadi kunci penting dalam membangun komunikasi yang efektif dan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak.

Empati bukan sekadar kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, tetapi juga memahami perspektif mereka secara mendalam. Bagi orang tua, memiliki empati berarti mampu melihat dunia melalui mata anak remaja mereka, mengakui perasaan dan pengalaman mereka, serta memberikan dukungan yang mereka butuhkan.

Artikel ini dirancang untuk membantu Anda, para orang tua, mengembangkan empati yang lebih dalam terhadap anak remaja Anda. Kami akan mengeksplorasi mengapa empati begitu penting, tantangan-tantangan yang mungkin Anda hadapi, dan strategi praktis yang dapat Anda terapkan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan mendukung dengan anak Anda. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Anda dapat menciptakan lingkungan keluarga yang hangat, penuh pengertian, dan saling menghormati.

Mari kita mulai perjalanan ini dengan memahami lebih jauh tentang empati dan bagaimana hal tersebut dapat mengubah cara Anda berinteraksi dengan anak remaja Anda. Dengan pendekatan yang tepat, Anda akan menemukan bahwa memahami perspektif mereka bukanlah hal yang mustahil, tetapi sebuah perjalanan yang penuh makna dan kasih sayang.

Mengapa Empati Penting ?

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Adolescence, remaja yang merasa dipahami oleh orang tua mereka menunjukkan tingkat stres yang lebih rendah dan hubungan keluarga yang lebih harmonis. Empati memungkinkan orang tua untuk merasakan dan memahami perasaan dan pengalaman anak mereka. Dengan empati, orang tua dapat:

1. Membangun kepercayaan. 

Ketika remaja merasa dipahami, mereka lebih cenderung untuk terbuka dan berbagi masalah mereka dengan orang tua. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Child Development Journal menemukan bahwa empati orang tua dapat mengurangi perilaku agresif pada remaja dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berempati dengan orang lain. Hal ini tentu saja pada akhirnya bisa membantu untuk membangun kepercayaan. Lebih jauh, bila kepercayaan sudah terbangun, maka tentu saja ini akan mampu meningkatkan hubungan orang tua dan remaja jadi lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun