Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Kehormatan: Menelusuri Perjalanan Ilmu yang Bermanfaat

1 April 2024   17:56 Diperbarui: 1 April 2024   17:57 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8. Sabar dalam Menuntut Ilmu.

Kesabaran dan ketekunan adalah kunci untuk menembus batasan-batasan dalam mencari ilmu yang bermanfaat.

Memperoleh ilmu yang bermanfaat membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Mereka yang benar-benar mencintai ilmu akan bersabar dalam menghadapi rintangan dan tantangan yang muncul dalam proses belajar, tanpa pernah menyerah pada kelelahan atau keputusasaan.

9. Sungguh-sungguh Mengkritik Diri, Penuh Penghargaan pada Orang Lain.

Di antara tanda-tanda ilmu yang bermanfaat adalah kejujuran dalam mengkritisi dan menilai diri sendiri, sambil tetap memelihara penghargaan dan prasangka baik terhadap kebaikan yang ada pada sesama. Itulah ciri dari hati yang terbuka dan rendah hati.

10. Tidak Merasa Dirinya Berilmu dan tidak mengaku diri berilmu.

Tak pernah sama sekali terdengar, ungkapan diri "Saya ahlinya untuk soal ini". Tapi, sebaliknya, ia senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menilai sesuatu meski itu nampak mudah dan biasa baginya.

Mengakui bahwa kita selalu memiliki ruang untuk belajar adalah langkah pertama menuju pengetahuan yang lebih dalam dan bermanfaat.

Dalam banyak kasus, orang yang berilmu seolah ia menyembunyikan kekayaan ilmunya. Padahal, senyatanya kehadiran ilmu yang berlimpah tidak mengekspresikan dirinya dalam kesombongan. Mereka yang berilmu yang bermanfaat tidak mencari pengakuan atas kekayaan ilmu mereka, melainkan menyerahkan diri pada kebaikan yang lebih besar.

Ia lebih suka bertanya, menyimak apa yang ingin diketahuinya, belajar banyak dari jawaban-jawaban yang ia dapatkan, dan mencatat dalam hati bahwa itu adalah ilmu baru yang ia syukuri sepenuhnya.

Mengembara melalui jejak ilmu yang bermanfaat adalah perjalanan yang membebaskan jiwa dan mencerahkan hati. Dalam kesederhanaan dan ketulusan, kita menemukan kebesaran yang sesungguhnya. Maka, mari kita berjalan bersama-sama menuju cahaya ilmu yang memuliakan jiwa dan menghormati kebenaran.

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak merasa kenyang (puas), dan dari doa yang tidak dikabulkan" (HR. Muslim no. 2722)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun