Sikap rendah hati dan ketidaksukaan terhadap pujian menunjukkan kedalaman pemahaman akan nilai-nilai ilmu.
Kecerdasan sejati bertutur dalam sikap rendah hati dan ketidaksukaan terhadap pujian. Mereka yang berilmu yang bermanfaat tidak terjebak dalam jaringan kesombongan diri.
5. Kemauan untuk Terus Belajar.
Dalam dunia yang terus berubah, keinginan untuk terus belajar adalah kunci untuk tetap relevan dan berkembang.
Mereka yang memiliki ilmu yang bermanfaat tidak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka selalu merasa ada ruang untuk pertumbuhan dan peningkatan, sehingga senantiasa berusaha untuk terus belajar dan berkembang.
6. Kemurahan Hati dalam Berbagi Ilmu
Bagikan ilmu dengan murid-murid, orang-orang yang membutuhkan, dan masyarakat adalah salah satu cara untuk memperluas manfaat ilmu dan memperkaya kehidupan orang lain.
Keberkahan ilmu terletak pada kemampuannya untuk disebarkan kepada orang lain. Orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat akan bersedia untuk berbagi pengetahuannya dengan murid-muridnya serta dengan masyarakat secara luas, tanpa pamrih dan dengan penuh kemurahan hati.
7. Menghindarkan Diri dari Ketenaran Dunia
Memilih kesunyian dan menghindari gemerlap dunia adalah tindakan bijak bagi mereka yang mencari ilmu yang bermanfaat. Ia tak mencintai kedudukan dan pangkat, menghindari sosotan lampu dan pupularitas, dan mencintai kesederhanaan dan kebersahajaan.
Kedudukan dan ketenaran dunia hanyalah bayangan yang menghalangi cahaya ilmu yang benar. Mereka yang berilmu yang bermanfaat berlari menjauh dari panggung dunia, memilih kesunyian sebagai teman setia.