Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Agung MSG adalah seorang trainer dan coach berpengalaman di bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di 93 kota di 22 provinsi di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Dengan pengalaman memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di 62 kota di Indonesia, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

7 Etos Kerja Kunci untuk Produktivitas dan Kesejahteraan Karyawan di Masa Depan

25 Juli 2023   17:05 Diperbarui: 25 Juli 2023   17:19 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#5. Kerja adalah Ketahanan. Aku bekerja tangguh dan penuh daya tahan menghadapi tantangan. Ketabahan dan daya tahan selalu kuhayati.

Ketahanan psikologis dan fisik dalam menghadapi tantangan di lingkungan kerja yang dinamis haruslah dimiliki oleh setiap karyawan. Di masa depan, dunia kerja akan terus mengalami perubahan dan tekanan yang mungkin menimbulkan stres dan ketidakpastian. Karyawan yang memiliki ketahanan psikologis dan fisik mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik, beradaptasi dengan cepat, dan tetap produktif dalam situasi yang sulit.

Penelitian oleh Luthans (Journal of Organizational Behavior, 2002) menunjukkan bahwa ketahanan psikologis atau "psychological capital" berhubungan dengan kinerja yang lebih baik dan kesejahteraan psikologis karyawan. Ketahanan psikologis mencakup aspek-aspek seperti optimisme, harapan, ketabahan, dan efikasi diri. Karyawan yang memiliki ketahanan psikologis cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dan lebih mampu mengatasi tekanan di lingkungan kerja.

Selain itu, penelitian oleh Tugade dan Fredrickson (Journal of Personality and Social Psychology, 2004) menemukan bahwa ketahanan psikologis membantu individu dalam menghadapi emosi negatif dan memperkuat kapasitas untuk menghadapi tantangan. Karyawan yang memiliki ketahanan psikologis dapat lebih mudah mengatasi stres dan tetap berfokus pada pencapaian tujuan kerja.

Secara fisik, penelitian oleh Bltmann et al. (Journal of Occupational and Environmental Medicine, 2010) dan Lerner et al. (Psychiatric Services, 2014) menunjukkan bahwa kesehatan fisik yang baik berhubungan dengan kepuasan kerja, kinerja, dan retensi karyawan. Kesehatan fisik yang optimal juga membantu mengurangi absensi dan meningkatkan tingkat keterlibatan karyawan dalam pekerjaan (Pantenburg et al., Journal of Occupational Medicine and Toxicology, 2012).

Dengan menerapkan etos kerja "Kerja adalah Ketahanan," karyawan dapat mengembangkan ketahanan psikologis dan fisik yang kuat untuk menghadapi tantangan di masa depan dan tetap produktif dalam mencapai tujuan pekerjaan.

#6. Kerja adalah Etika. Aku komitmen bertindak dengan nilai moral dan etika tinggi dalam pekerjaanku. Profesional, etika selalu kusemai.

Etos kerja ini menekankan pentingnya memiliki sikap berintegritas dan komitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek pekerjaan. Di masa depan, integritas dan etika tinggi akan menjadi nilai penting dalam membangun kepercayaan dari atasan, rekan kerja, dan klien. Karyawan yang berkomitmen untuk berperilaku etis akan menciptakan reputasi baik dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan kerja.

Penelitian oleh Trevio et al. (Business Ethics Quarterly, 1998) menunjukkan bahwa etika kerja berhubungan positif dengan kinerja dan keberhasilan organisasi. Organisasi dengan budaya etika yang kuat cenderung memiliki tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi dan tingkat retensi yang lebih baik.

Etika kerja juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Karyawan yang memiliki nilai etika yang tinggi, cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, menghindari perilaku yang tidak etis, dan bekerja dengan integritas dalam menjalankan tugas pekerjaan.

Selain itu, etika kerja juga berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Karyawan yang berperilaku etis akan mempertimbangkan dampak sosial dari tindakan dan keputusan mereka, serta berusaha untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun