#5. Kerja adalah Ketahanan. Aku bekerja tangguh dan penuh daya tahan menghadapi tantangan. Ketabahan dan daya tahan selalu kuhayati.
Ketahanan psikologis dan fisik dalam menghadapi tantangan di lingkungan kerja yang dinamis haruslah dimiliki oleh setiap karyawan. Di masa depan, dunia kerja akan terus mengalami perubahan dan tekanan yang mungkin menimbulkan stres dan ketidakpastian. Karyawan yang memiliki ketahanan psikologis dan fisik mampu menghadapi tantangan dengan lebih baik, beradaptasi dengan cepat, dan tetap produktif dalam situasi yang sulit.
Penelitian oleh Luthans (Journal of Organizational Behavior, 2002) menunjukkan bahwa ketahanan psikologis atau "psychological capital" berhubungan dengan kinerja yang lebih baik dan kesejahteraan psikologis karyawan. Ketahanan psikologis mencakup aspek-aspek seperti optimisme, harapan, ketabahan, dan efikasi diri. Karyawan yang memiliki ketahanan psikologis cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi dan lebih mampu mengatasi tekanan di lingkungan kerja.
Selain itu, penelitian oleh Tugade dan Fredrickson (Journal of Personality and Social Psychology, 2004) menemukan bahwa ketahanan psikologis membantu individu dalam menghadapi emosi negatif dan memperkuat kapasitas untuk menghadapi tantangan. Karyawan yang memiliki ketahanan psikologis dapat lebih mudah mengatasi stres dan tetap berfokus pada pencapaian tujuan kerja.
Secara fisik, penelitian oleh Bltmann et al. (Journal of Occupational and Environmental Medicine, 2010) dan Lerner et al. (Psychiatric Services, 2014) menunjukkan bahwa kesehatan fisik yang baik berhubungan dengan kepuasan kerja, kinerja, dan retensi karyawan. Kesehatan fisik yang optimal juga membantu mengurangi absensi dan meningkatkan tingkat keterlibatan karyawan dalam pekerjaan (Pantenburg et al., Journal of Occupational Medicine and Toxicology, 2012).
Dengan menerapkan etos kerja "Kerja adalah Ketahanan," karyawan dapat mengembangkan ketahanan psikologis dan fisik yang kuat untuk menghadapi tantangan di masa depan dan tetap produktif dalam mencapai tujuan pekerjaan.
#6. Kerja adalah Etika. Aku komitmen bertindak dengan nilai moral dan etika tinggi dalam pekerjaanku. Profesional, etika selalu kusemai.
Etos kerja ini menekankan pentingnya memiliki sikap berintegritas dan komitmen untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika dalam setiap aspek pekerjaan. Di masa depan, integritas dan etika tinggi akan menjadi nilai penting dalam membangun kepercayaan dari atasan, rekan kerja, dan klien. Karyawan yang berkomitmen untuk berperilaku etis akan menciptakan reputasi baik dan hubungan yang harmonis dengan lingkungan kerja.
Penelitian oleh Trevio et al. (Business Ethics Quarterly, 1998) menunjukkan bahwa etika kerja berhubungan positif dengan kinerja dan keberhasilan organisasi. Organisasi dengan budaya etika yang kuat cenderung memiliki tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi dan tingkat retensi yang lebih baik.
Etika kerja juga berperan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Karyawan yang memiliki nilai etika yang tinggi, cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, menghindari perilaku yang tidak etis, dan bekerja dengan integritas dalam menjalankan tugas pekerjaan.
Selain itu, etika kerja juga berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Karyawan yang berperilaku etis akan mempertimbangkan dampak sosial dari tindakan dan keputusan mereka, serta berusaha untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.