Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Enam Binatang Berbuka Puasa Bersama: Petualangan Lucu dan Inspiratif di Bulan Ramadan

12 April 2023   11:32 Diperbarui: 12 April 2023   11:40 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monyet pun punya cerita di bulan Ramadan | Foto: redbookmag.com

Suatu malam di bulan Ramadan, enam binatang berkumpul untuk berbuka bersama di sebuah taman di kota. Mereka dikumpulkan oleh Si Monyet cerdas yang sedang bete main-main sendirian. Terkumpullah kucing, cecak, monyet, tikus, anjing, dan babi. Lalu mereka pun bukber dan menikmati hidangan yang tersaji di atas meja.

Tiba-tiba, cecak mulai berbicara, "Kalian tahu, nenek moyangku dulu aku pernah ikut serta meniup kobaran api Nabi Ibrahim yang membakar. Tapi entah kenapa, sekarang aku hanya ingin meniup angin segar untuk teman-teman saja. Tapi, tak jarang juga saya suka gosip sana sini tanpa saya sadari. Itu kebiasaan kali..."

Mendengar pernyataan cecak, kucing menimpali dengan lembut, "Kita semua memiliki kesalahan di masa lalu, tetapi yang terpenting adalah belajar dari kesalahan itu dan menjadi lebih baik di masa depan."

Monyet yang sedang asyik makan dengan kedua tangan dan satu kaki yang memegang makanan berkomentar, "Sudahlah, ngomongin masa lalu buat apa. Yang penting kita menikmati hidangan yang enak-enak ini."

Tikus yang sedang memakan apa saja yang ada di atas meja berkata, "Kalian tahu, aku seperti koruptor. Sama-sama menjijikkan, tapi setidaknya aku nggak merugikan orang lain."

Anjing yang sedang duduk di samping majikannya menggonggong setuju, "Aku setuju dengan tikus. Lebih baik jadi penjilat ke majikan daripada merugikan orang lain."

Babi yang sedang makan dengan rakusnya menimpali, "Sama-sama menjijikkan, tapi aku paling nggak ribet. Aku hidup suka-suka tanpa aturan dan jorok."

Kucing yang selalu santun dan bijaksana mengajak mereka semua untuk bersyukur karena masih bisa hidup sebagai binatang. Namun, mereka semua masih mempertanyakan mengapa banyak manusia yang memiliki karakteristik seperti binatang-binatang tersebut.

"Apakah Ramadannya kurang panjang, atau setannya yang terlalu pintar menggoda manusia?" ujar cecak.

Mendengar itu, tikus dan babi tertawa terbahak-bahak. Mereka semua sepakat bahwa manusia memang cenderung melakukan kesalahan dan mudah tergoda oleh godaan duniawi.

Namun, mereka semua juga menyadari bahwa sebagai binatang, mereka juga tidak luput dari kesalahan dan memiliki kelemahan. Mereka harus terus belajar dan berusaha menjadi lebih baik, terutama di bulan suci Ramadan ini.

Malam itu, mereka semua saling bercanda dan menghibur satu sama lain dengan kelucuan yang membuat mereka terbahak-bahak. Kehadiran satu sama lain membuat mereka merasa lebih bahagia dan bersyukur atas kehidupan yang mereka miliki.

Tour Berkeliling Kota Melihat Tingkah Manusia

Setelah puas berkumpul dan mengobrol, keenam binatang itu memutuskan untuk menunjukkan betapa lucunya manusia dan tingkah laku mereka. Mereka memutuskan untuk berpura-pura menjadi manusia dan tour berkeliling kota untuk melihat dengan mata kepala sendiri.

Pertama, mereka bertemu dengan seorang pria yang sedang asyik mengelus-elus kucingnya di depan rumahnya. Melihat pria itu, kucing yang sebelumnya berbicara dengan lembut dan santun langsung merasa terhibur. Namun, saat pria itu pergi, kucing itu langsung bergosip dengan binatang lainnya tentang betapa lucunya manusia yang sering memperlakukan hewan peliharaan mereka lebih baik daripada sesama manusia.

Kemudian, mereka melihat seorang wanita yang rakus sedang membeli banyak makanan di supermarket. Monyet yang rakus dan tamak langsung merasa kagum dengan tingkah laku manusia tersebut. Namun, saat wanita itu pergi, monyet itu langsung memakan semua makanan yang dibeli tanpa memikirkan orang lain yang juga ingin makan.

Tidak lama kemudian, mereka melihat seorang pria yang tampaknya sangat kaya sedang duduk di depan sebuah gedung mewah. Tikus yang gemar makan apa saja merasa penasaran dan ingin mencuri uang dari pria itu. Namun, setelah mencuri uang, tikus itu merasa tidak puas dan terus mencuri uang hingga kehabisan.

Kemudian, mereka melihat seorang pria yang sedang membela dirinya di depan banyak orang. Anjing yang selalu menjilat dan hanya membela majikannya merasa kagum dan ingin membantu pria itu. Namun, saat pria itu pergi, anjing itu langsung kembali menggonggong pada orang lain tanpa alasan yang jelas.

Akhirnya, mereka bertemu dengan seorang pria yang hidup tanpa aturan dan prinsip, seperti babi yang suka menggauli siapa saja tanpa batasan. Pria itu terus mabuk-mabukan dan berpesta pora di sekitar kota. Namun, saat ditanya tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan, ia malah menjawab bahwa ia akan mati dengan senyum di wajahnya dan kegembiraan dalam hatinya.

Dengan melihat tingkah laku manusia tersebut, kelima binatang itu semakin yakin bahwa manusia memang memiliki banyak kelemahan dan tingkah laku yang aneh. Namun, mereka tetap berharap bahwa manusia dapat belajar dari pengalaman hidup dan menjadi lebih baik di masa depan.

Mereka Tak Menyadari Obrolannya Diliput Media Massa !

Saat jalan-jalan bersama di dalam kota, mereka tak tahu bahwa ada reporter yang yang mengikuti mereka. Reporter itu adalah anak dari Dokter Jhon Dolittle yang bisa memahami dan bisa bicara dengan binantang. Dari jarak jauh, ia menyiarkan live streaming acaranya dan langsung menterjemahkan apa yang dibicarakan ke-6 binatang itu. Anak Sang Dokter -- Dolittle Junior ini mengikuti obrolan mereka sejak awal !

Setelah mendengarkan obrolan keenam binatang itu, semua manusia yang mengikuti acara live streaming itu merasa tertampar dengan keras. Mereka menyadari bahwa dalam hidup, terkadang mereka terlalu fokus pada hal-hal duniawi dan melupakan nilai-nilai yang lebih penting seperti kerendahan hati, keikhlasan, dan rasa syukur.

Mereka memahami bahwa keberhasilan dalam hidup bukan hanya ditentukan oleh materi dan status sosial, tetapi juga oleh karakter dan moral seseorang. Mereka menyadari bahwa sifat-sifat buruk seperti rakus, tamak, dan pengecut hanya akan membawa kehancuran pada akhirnya.

Akhirnya, obrolan itu ditutup oleh kucing dengan menyampaikan sebuah pesan hidup yang sangat berarti. "Hiduplah seperti binatang yang sederhana, hiduplah dengan keikhlasan dan berbuat baik pada sesama. Jangan pernah terlalu fokus pada hal-hal duniawi, karena semua itu hanya akan berakhir dengan sia-sia. Selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan dan selalu berusaha menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya."

Dengan pesan ini, semua manusia yang hadir merasa terinspirasi dan tergerak untuk melakukan perubahan dalam hidup mereka. Mereka merasa bahwa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali nilai-nilai yang penting dalam hidup dan untuk memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun