Untuk mengevaluasi efektivitas metode WBK dalam memilih karyawan yang tepat, dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
1. Membandingkan kinerja karyawan yang telah direkrut melalui WBK dengan kinerja karyawan yang direkrut melalui metode seleksi lainnya, untuk melihat perbedaan dalam kualitas kinerja.
2. Mengukur tingkat keberhasilan karyawan yang direkrut melalui WBK dalam mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan, untuk melihat sejauh mana karyawan tersebut dapat berkontribusi pada keberhasilan organisasi.
3. Melakukan survei kepuasan karyawan yang telah direkrut melalui WBK, untuk melihat sejauh mana karyawan tersebut merasa cocok dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
4. Mengukur tingkat retensi karyawan yang direkrut melalui WBK, untuk melihat sejauh mana karyawan tersebut merasa nyaman dan betah bekerja di perusahaan.
5. Melakukan evaluasi terhadap katalog pertanyaan IBF yang digunakan, untuk memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan relevan dengan kebutuhan organisasi dan dapat mengukur kompetensi yang dibutuhkan.
Dengan melakukan evaluasi secara teratur, perusahaan dapat memastikan bahwa metode WBK yang digunakan efektif dalam memilih karyawan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Â
Strategi WBK yang Efektif dalam Rekrutmen Karyawan
Seorang HRD yang menggunakan WBK dapat memiliki pengalaman dan rencana sebagai berikut:
1. Mempersiapkan katalog pertanyaan wawancara berbasis kompetensi yang relevan dengan kebutuhan organisasi, dengan mempertimbangkan kompetensi yang dibutuhkan untuk posisi yang akan diisi.
2. Menggunakan teknik STAR (Situation, Task, Action, Result) dalam proses wawancara, dengan fokus pada penggalian informasi atas kompetensi calon karyawan, terutama "soft competency/behavior", berdasarkan pengalaman yang dilaluinya.
3. Membuat struktur wawancara sedemikian rupa dengan cara mengumpulkan beberapa bukti yang terkait dengan pelamar, untuk memprediksi kemampuan yang dimiliki kandidat, terutama ketika.
4. Menetapkan KPI (Key Performance Indicator) untuk setiap bagian/departemen yang ada dalam perusahaan, dengan menggunakan katalog pertanyaan wawancara berbasis kompetensi yang telah disusun sebelumnya.
5. Menggunakan sistem penilaian yang telah ditentukan sebelumnya, dengan metrik penilaian yang jelas, untuk mengevaluasi jawaban kandidat.
6. Melakukan evaluasi terhadap katalog pertanyaan WBK yang digunakan, untuk memastikan bahwa pertanyaan yang diajukan relevan dengan kebutuhan organisasi dan dapat mengukur kompetensi yang dibutuhkan.
7. Melakukan pelatihan kepada para pengelola bidang HRD dan pimpinan/manager lainnya, untuk mengembangkan keterampilan WBK dan memahami teknik WBK.
Dengan melakukan persiapan dan evaluasi secara teratur, HRD dapat memastikan bahwa WBK yang dilakukan dapat memberikan hasil yang akurat dan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Kesimpulan :
WBK adalah metode seleksi yang fokus pada penggalian informasi atas kompetensi calon karyawan, terutama "soft competency/behavior", berdasarkan pengalaman yang dilaluinya.
Metode ini membantu HR menilai kemampuan dan keterampilan calon karyawan secara lebih terperinci dan akurat, mengatasi praktik diskriminatif dalam organisasi, memudahkan mobilitas karir lintas fungsi, dan memprediksi potensi serta kinerja kandidat di masa mendatang. Selain itu, metode ini mengurangi bias dalam proses seleksi, meningkatkan kolaborasi dan visibilitas di seluruh perusahaan.