Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Larangan Impor Pakaian Bekas: Meminimalkan Risiko Kesehatan dan Meningkatkan Produktivitas Industri Tekstil

21 Maret 2023   06:08 Diperbarui: 21 Maret 2023   07:14 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian bekas sebagai alternatif produk baru: Konsumen harus memperhatikan kualitas barang sebelum membeli | Foto : Kompas/Djati Waluyo

Oleh karena itu, konsumen harus memeriksa kualitas barang bekas sebelum membeli untuk meminimalkan risiko terhadap lingkungan dan kesehatan diri sendiri serta orang lain.

Tanggapan Masyarakat Mengenai Larangan Impor Pakaian Bekas

Larangan impor pakaian bekas menuai pro dan kontra di masyarakat. Sebagian melihatnya meningkatkan produktivitas dan kinerja industri tekstil. Sementara yang lain anggapnya mengancam kebebasan memilih konsumen.

Dari perspektif risk management, larangan ini membantu melindungi kesehatan konsumen dari risiko pakaian bekas impor berbahaya. Namun, beberapa pengusaha thrift merasa terdampak karena pasokan terbatas.

Meski demikian, kebijakan ini penting diperhitungkan dalam jangka panjang karena meningkatkan kinerja industri tekstil dan melindungi kesehatan konsumen. Namun, dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat dan pengusaha thrift harus juga dipertimbangkan.

Risiko Kesehatan Terkait dengan Pakaian Bekas Impor

Pakaian bekas impor dapat membawa risiko kesehatan yang serius bagi konsumen. Seperti bahaya terkontaminasi jamur yang dapat menimbulkan penyakit kulit seperti dermatitis, kudis, dan penyakit jamur. Atau potensi kandungan ektoparasit yang dapat menyebabkan pedikulosis, kudis, reaksi alergi parah, dan sebagainya.

Dalam perspektif risk management, penting bagi konsumen untuk memperhatikan risiko kesehatan ini. Konsumen harus memastikan bahwa pakaian yang dibeli telah dicuci dan disterilkan dengan baik sebelum digunakan. Juga harus berhati-hati dan memperhatikan gejala-gejala infeksi atau reaksi alergi pada kulit setelah menggunakan pakaian bekas impor.

Risiko lain yang terkait dengan penggunaan produk bekas adalah risiko penularan penyakit. Produk bekas, termasuk pakaian bekas, dapat membawa bakteri atau virus yang dapat menular ke konsumen. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk memperhatikan risiko kesehatan dan memilih produk bekas yang aman dan bersih sebelum digunakan.

Dalam mengatasi risiko kesehatan terkait dengan pakaian bekas impor, pemerintah juga harus memperketat regulasi impor produk bekas dan memastikan bahwa produk yang masuk ke pasar telah disterilkan dengan baik. Hal ini dapat membantu melindungi kesehatan konsumen dan meminimalkan risiko penyebaran penyakit melalui produk bekas.

Dampak Larangan Impor Pakaian Bekas pada Konsumen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun