Hal ini bisa tercermin dalam gaya hidup yang lebih individualistik dan hedonistik. Seperti, menghabiskan waktu dengan gadget dan media sosial, berbelanja. Atau, nongkrong berkumpul dengan teman-teman untuk bersenang-senang. Di kafe, di pingir pantai, di alun-alun dan pusat keramaian. Juga nongkrong dengan motor atau mobilnya bersama teman-temannya.
Namun, penting untuk diingat bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku dan karakteristik setiap individu, termasuk generasi muda saat ini. Ada banyak orang muda yang memiliki semangat dan tekad untuk sukses. Mereka berani menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan, serta memiliki tujuan hidup yang jelas dan berkomitmen untuk mencapainya.
Oleh karena itu, tidak tepat untuk secara umum menggeneralisasi seluruh generasi muda sebagai "generasi stroberi" yang hanya mencari kenikmatan semata. Setiap orang memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda-beda, dan hal ini harus dihargai dan diakui.
"Generasi stroberi" tidaklah homogen dan terlalu stereotipikal
Istilah "generasi stroberi" menggambarkan anak muda yang dianggap merasa memiliki hak istimewa, kurang tangguh, dan terlalu bergantung pada orang tua. Mereka cenderung mudah frustrasi, tidak sabar menghadapi ketidaknyamanan, dan terbiasa dengan kepuasan instan. Sebuah generasi yang nampak rapuh dan tidak tangguh. Mudah menyerah, dan tak realistis harapannya. Namun, tidak semua anak muda memiliki ciri-ciri tersebut, dan setiap generasi memiliki karakteristik uniknya sendiri.
Penerimaan terhadap istilah ini beragam, dengan beberapa orang menggunakan istilah tersebut sebagai gambaran fenomena di kalangan anak muda, sedangkan yang lain mengkritiknya karena terlalu sederhana dan stereotipikal.
Beberapa artikel berita menunjukkan bahwa istilah ini telah memicu diskusi panjang. Khususnya tentang gaya pengasuhan dan tantangan yang dihadapi kaum muda dalam masyarakat saat ini. Namun, ada juga contoh di mana istilah ini digunakan secara negatif atau menghina, yang dapat dianggap tidak adil, atau tidak akurat. Oleh karena itu, penerimaan istilah ini tergantung pada perspektif dan pengalaman individu.
Tidak ada solusi satu ukuran untuk mencegah menjadi bagian dari "generasi stroberi". Namun, beberapa artikel berita menunjukkan bahwa orang tua dapat memainkan peran penting dalam membentuk sikap dan perilaku anak-anak mereka. Mereka dapat menghindari melindungi anak-anak mereka secara berlebihan. Lalu melakukan hal sebaliknya, yaitu mendorong mereka untuk mengambil risiko dan belajar dari kesalahan mereka. Orang tua juga dapat mengajari anak mereka nilai kerja keras, disiplin, dan kepuasan yang tertunda. Penting untuk dicatat bahwa setiap generasi memiliki ciri khasnya masing-masing.
Mengatasi tantangan yang dihadapi oleh "generasi stroberi"
Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap, orang tua kini dihadapkan pada godan dan tangtangan tersendiri. Khususnya bagi orang tua yang terlalu sibuk dengan dengan karir dan profesinya. Juga bagi orang tua yang secara ekonomi, punya kelebihan materi.
Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh "generasi stroberi", ada beberapa langkah yang dapat dilakukan: