Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Identifikasi Risiko dan Tanggungjawab Profesional atas Kebakaran Depo Plumpang

7 Maret 2023   06:45 Diperbarui: 7 Maret 2023   06:55 1983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Depo Pertamina Plumpang kembali terbakar. Manajemen risiko bisnis harus ditingkatkan | Foto : ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT

Manajemen Risiko dalam Mencegah Ledakan di Depo Bahan Bakar Minyak: Investigasi dan Tanggung Jawab Hukum

Ledakan di depo bahan bakar minyak dapat mengancam keselamatan dan kesehatan masyarakat serta mengakibatkan kerugian yang besar bagi industri minyak. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut, manajemen risiko harus menjadi fokus utama dalam semua aspek operasional depo tersebut. Sebagai tanggung jawab profesional, perusahaan harus memastikan bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan preventif dan restoratif untuk meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan pada masyarakat.

Salah satu tindakan preventif yang penting adalah melakukan investigasi menyeluruh untuk menentukan penyebab ledakan dan menegakkan tanggung jawab hukum jika ada pelanggaran keselamatan atau kelaikan yang terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat sistem pengawasan dan perawatan peralatan, memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada karyawan, serta mengadopsi teknologi canggih untuk memantau keamanan dan keselamatan di depo tersebut.

Dalam melihat kejadian ledakan ini, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor risiko yang terkait dengan operasi mereka. Termasuk karakteristik bahan bakar minyak yang mudah menguap, jarak depo dengan pemukinan yang terlalu dekat, adanya faktor petir, masalah teknis saat proses pengisian bahan bakar, hingga kelemahan pada monitoring alat termasuk pipa dan kabel listrik.

Manajemen risiko yang tepat juga memperhatikan tanggung jawab hukum perusahaan dan pihak terkait. Hal ini meliputi sanksi administratif, pidana, atau gugatan perdata, tergantung pada hukum dan peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Dengan mengimplementasikan manajemen risiko yang tepat dan bertanggung jawab secara profesional, perusahaan dapat memastikan bahwa depo bahan bakar minyak tetap menjadi tempat yang aman dan dapat dipercaya bagi masyarakat.

Dalam mengelola risiko di depo bahan bakar minyak, perusahaan harus memahami bahwa keselamatan dan keamanan merupakan prioritas utama. Manajemen risiko yang tepat akan membantu perusahaan untuk mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan pada masyarakat, meningkatkan kepercayaan publik, dan mencapai keberhasilan jangka panjang dalam bisnis.

Fokus Pada Manajemen Risiko Bisnis Secara Keseluruhan

Depo BBM merupakan tempat yang penting dalam distribusi bahan bakar minyak, namun risiko keamanan dan keselamatan yang dihadapinya tidak bisa diabaikan. Selain investigasi dan penegakan hukum, perhatian harus diberikan pada kebijakan, regulasi, standar, dan SOP yang diterapkan, karyawan yang terlatih, evaluasi dan monitoring yang efektif dengan menggunakan teknologi, serta sertifikasi keamanan dan pengamanan. Pertamina juga perlu melakukan benchmark keamanan dan keselamatan pada perusahaan asing yang lebih baik, dan meningkatkan standar mutu dari waktu ke waktu.

Selain itu, manajemen risiko bisnis secara keseluruhan perlu diterapkan untuk memastikan keamanan dan keselamatan di masa depan. Jangan hanya terfokus pada stok BBM, distribusi, harga, dan risiko finansial perusahaan, namun juga harus memperhatikan aspek keamanan dan keselamatan yang merupakan kunci utama dalam menjalankan bisnis depo BBM.

Kesimpulannya, perlu langkah serius, sistematis dan besar pasca kebakaran besar di depot bahan bakar di Jakarta yang telah menyebabkan kerusakan material yang signifikan dan korban jiwa. Insiden tersebut menimbulkan dua pertanyaan kunci: siapa yang bertanggung jawab dan apa tanggung jawab profesionalnya?

PT Pertamina (Persero) diharapkan memiliki kebijakan manajemen risiko yang kuat untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko terkait bisnisnya. Sebelum menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, perlu dilakukan analisis risiko yang komprehensif untuk menentukan penyebab pasti kebakaran dan mengidentifikasi faktor risiko terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun