Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

HR Risk Management : Menjaga Keseimbangan antara Risiko dan Kinerja SDM

27 Januari 2023   06:57 Diperbarui: 27 Januari 2023   07:51 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risiko-risiko di HR harus dikelola dengan menyeimbangkan antara risiko dan kinerja SDM | Image : solvoglobal.com

Mengelola sumber daya manusia (SDM) dalam sebuah perusahaan bukanlah hal yang mudah. Selain harus memperhatikan aspek-aspek seperti perekrutan, pengembangan, dan retensi karyawan, perusahaan juga harus memperhatikan risiko-risiko yang mungkin timbul dari SDM. Risiko-risiko ini disebut dengan HR Risk. HR Risk merupakan tantangan yang membahayakan kinerja perusahaan jika tidak dikelola dengan baik. Baik abai, atau pun tidak serius.

HR Risk adalah sebuah topik yang penting dalam dunia manajemen sumber daya manusia. Risiko-risiko yang ada dalam bidang ini dapat berdampak besar terhadap kinerja perusahaan dan kesejahteraan karyawan. Dalam era multi disruptif dan gelombang transformasi di segala bidang ini, mengelola risiko-risiko HR menjadi semakin kompleks dan menantang. Namun, dengan pemahaman yang baik dan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengatasi risiko-risiko tersebut dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

HR Risk adalah risiko yang timbul dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya manusia, seperti perekrutan, pemberian kompensasi, pengembangan karir, dan pengelolaan konflik. Contohnya, risiko atas kehilangan karyawan penting ("karyawan bintang"), tuntutan hukum akan diajukan terkait dengan diskriminasi, hingga isu karyawan yang direkrut dari daerah lain dan bukan dari daerah terdekat dari lingkungan perusahaan.

Belajar HR Risk Itu Penting

Orang yang bekerja di bidang sumber daya manusia (HR) harus memahami risiko-risiko yang terkait dengan kegiatan-kegiatannya dan memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengurangi risiko-risiko tersebut. Belajar tentang HR Risk akan membantu orang HR dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko yang mungkin muncul dalam perusahaan, serta membuat keputusan yang tepat dan tindakan untuk mengurangi risiko tersebut. Selain itu, memahami risiko-risiko yang terkait dengan HR juga dapat membantu orang HR untuk membuat proses perekrutan, kompensasi, pengembangan karir, dan pengelolaan konflik yang lebih efektif dan efisien.

Ini Alasan Banyak Perusahaan Belum Concern HR Risk

Sumber daya manusia adalah komponen penting dalam bisnis yang seringkali menjadi sumber masalah. Hal ini ditegaskan oleh David Creelman dari Creelman Research. Banyak perusahaan hanya menyadari risiko yang terkait dengan tindakan manusia setelah terjadi sesuatu yang buruk. Namun, jika salah satu dari risiko ini menyebabkan kerugian, biayanya bisa sangat tinggi dalam hal reputasi, moral, pendapatan, atau merk perusahaan.

Penyebab dan kendala HR risk bisa beragam, mulai dari kesalahan rekrutmen hingga masalah kompensasi dan hubungan industrial. Namun, risiko ini umumnya berasal dari lima bidang kritis, yaitu : kepuasan kerja karyawan yang rendah, tingginya tingkat turnover atau pergantian karyawan, penipuan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, kejadian bencana yang terjadi di tempat kerja dan proses rekrutmen atau retensi yang kurang baik. Termasuk didalamnya disrupsi antar generasi di dalam perusahaan itu sendiri.

Perusahaan perlu mengelola risiko-risiko ini dengan baik untuk menjaga kinerja dan reputasi mereka. Kabar gembiranya, dengan memahami aspek-aspek yang memengaruhi risiko ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

Ada beberapa alasan mengapa banyak perusahaan yang tidak begitu peduli dengan masalah atau isu berkait HR Risk :

1. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya manajemen risiko HR. Banyak perusahaan yang tidak menyadari bahwa masalah HR dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.
2. Prioritas yang berbeda. Banyak perusahaan lebih fokus pada mencapai target keuangan daripada mengelola risiko HR.
3. Kurangnya dukungan dari pimpinan. Tanpa dukungan dari pimpinan, inisiatif untuk mengelola risiko HR mungkin tidak akan mendapatkan dukungan yang cukup.
4. Kurangnya sumber daya yang cukup untuk mengelola risiko HR secara efektif.
5. Kurangnya atau lemahnya regulasi. Di beberapa negara atau di daerah tertentu, regulasi yang mengatur manajemen risiko HR masih sangat lemah, sehingga perusahaan tidak merasa terpaksa untuk peduli dengan isu ini.
6. Kurangnya kultur risiko sehingga tidak terbiasa untuk mengelola risiko HR secara proaktif.
7. Kurangnya pemahaman tentang risiko yang sebenarnya sedang terjadi sehingga tidak tahu bagaimana cara untuk mengelolanya.
8. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara departemen HR dan departemen lain dalam perusahaan, sehingga tidak mampu untuk mengelola risiko HR secara efektif.
9. Kurangnya kompetensi yang cukup untuk mengelola risiko HR, sehingga tidak mampu untuk mengelola risiko HR secara efektif.
10. Kurangnya pemantauan dan evaluasi secara teratur tentang manajemen risiko HR, sehingga tidak dapat mengetahui kondisi sebenarnya dan mengambil tindakan yang tepat.

Dampak Negatif Tak Concern HR Risk

Dampak abaianya HR risk pada kinerja perusahaan juga dapat sangat merugikan, mulai dari kerugian finansial hingga kerusakan reputasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami lingkup kerja HR risk dan menemukan sumber-sumber pembelajaran untuk mengatasinya.

Kurangnya kesadaran atau pengabaian terhadap HR Risk dapat mengakibatkan berbagai masalah bagi perusahaan. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi adalah :

1. Kehilangan karyawan penting (karyawan bintang) yang berpengalaman dan berkualitas karena risiko-risiko perekrutan dan retensi tidak diidentifikasi dan dikelola dengan baik.
2. Tuntutan hukum. Risiko diskriminasi, pelanggaran peraturan atau perizinan daerah, dan pelanggaran hukum lainnya dapat menyebabkan tuntutan hukum yang merugikan perusahaan.
3. Kerugian finansial, seperti biaya pembayaran ganti rugi atau denda.
4. Kerusakan reputasi karena risiko-risiko yang tidak dikelola dengan baik dapat dan dapat merugikan bisnis.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang HR untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan kegiatan-kegiatannya dan untuk mengelola risiko-risiko tersebut dengan baik agar perusahaan dapat beroperasi dengan aman dan efisien.

Lingkup HR Risk

Secara teknis, lingkup HR Risk meliputi beberapa aspek yaitu :

1. Perekrutan dan Retensi. Risiko yang terkait dengan proses perekrutan karyawan baru dan retensi karyawan yang sudah ada, seperti kehilangan karyawan berpengalaman dan kualifikasi, atau kesulitan dalam menemukan kandidat yang sesuai.
2. Kompensasi dan benefit, seperti kesalahan dalam menentukan gaji atau pemberian insentif yang tidak sesuai, atau kesulitan dalam menyediakan manfaat yang diharapkan.
3. Pengembangan Karir, seperti kesulitan dalam menyediakan kesempatan karir yang sesuai, atau kurangnya dukungan untuk pengembangan kompetensi karyawan.
4. Konflik dan harassment, termasuk masalah-masalah yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik, seperti diskriminasi atau perlakuan tidak etis.
5. Compliance dan regulations terkait dengan potensi atau praktik pelanggaran peraturan dan regulasi yang berlaku, seperti risiko tuntutan hukum atau denda yang dikenakan oleh pihak berwenang.

Meskipun demikian, "bahaya laten" atau potensi risiko yang bisa kritis ini pun harus diperhatikan. Yaitu hal yang berkait dengan ketidakbahagiaan karyawan, turnover yang tinggi, dan pelanggaran pidana dan perdata. Juga kejadian bencana, insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja, serta proses rekrutmen atau retensi yang kurang baik. Sebagai contoh, bila ada sebuah perusahaan yang tidak memiliki sistem perekrutan yang baik, sehingga menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menemukan kandidat yang sesuai dan menyebabkan kehilangan karyawan yang berpengalaman dan kualifikasi, bisa jadi kebijakan HR Risk-nya tidak dijalankan.

Sumber Pembelajaran

Di era digital seperti sekarang ini, HR Dept dapat mempelajari HR Risk dari banyak sumber. Namun perlu diingat, bahwa sumber yang bagus diutamakan dari sumber yang kredibel, punya reputasi, diakui, dan diprioritaskan dari industri yang sama. Misalnya, HR Risk Management di industri ritel, tentu saja akan berbeda dengan HR Risk Management di industri parawisata, meski secara konseptual bisa jadi ada beberapa kesamaan.

1. Pelatihan dan pendidikan yang ditawarkan oleh perusahaan atau institusi eksternal yang berfokus pada manajemen risiko HR.
2. Buku dan sumber online tentang HR Risk yang ditulis oleh ahli di bidang ini.
3. Informasi dari asosiasi profesi di industri yang sama.
4. Benchmarking dengan perusahaan lain dari praktik terbaik dari perusahaan lain yang sudah berhasil mengelola risiko HR.
5. Kerja sama dengan profesional lain, seperti manajemen risiko, hukum, atau konsultan, untuk mempelajari tentang HR Risk dan bagaimana cara untuk mengelolanya.
6. Melakukan riset dan analisis terhadap masalah yang mungkin terjadi dalam perusahaan dan cara untuk mengelola risiko HR.
7. Membuat sistem monitoring dan evaluasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengelola risiko HR.

Itu adalah beberapa cara yang dapat digunakan oleh HR Dept untuk mempelajari dan mengelola HR Risk. Namun, penting untuk diingat bahwa mempelajari HR Risk tidak cukup, perusahaan harus menerapkan dan mengimplementasikan strategi untuk mengelola risiko HR secara efektif.

Ini Langkah Stratejik Lanjutannya

Untuk mengatasi HR risk, perusahaan harus mengambil langkah-langkah strategis yang akan meminimalkan risiko dan memaksimalkan kinerja. Langkah-langkah teknis seperti menyusun dan menerapkan strategi yang efektif juga harus dilakukan. Dengan menemukan solusi untuk risiko dalam SDM, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara risiko dan kinerja.

Mitigasi HR risk juga merupakan hal penting yang harus dilakukan perusahaan. Dengan meminimalkan risiko dan memaksimalkan kinerja, perusahaan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mengelola SDM.

Selain cara-cara yang telah saya sebutkan sebelumnya, terdapat beberapa cara lain yang dapat dilakukan HR Dept untuk mempelajari dan mengelola HR Risk:

1. Mengembangkan kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mengelola risiko HR seperti kebijakan pengelolaan konflik, kebijakan pengelolaan komunikasi, dan lain lain.
2. Melakukan audit internal untuk mengidentifikasi risiko HR yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan untuk mengelolanya.
3. Melakukan risiko assessment untuk mengidentifikasi risiko HR yang mungkin terjadi dan mengambil tindakan untuk mengelolanya.
4. Mendorong kultur risiko di dalam perusahaan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pentingnya manajemen risiko HR dan memberikan dukungan untuk inisiatif yang berhubungan dengan risiko HR.
5. Mengembangkan kompetensi internal dengan memberikan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan untuk mengelola risiko HR dan memberikan akses ke sumber daya yang diperlukan.
6. Membuat sistem pengaduan yang aman dan anonim untuk karyawan untuk melaporkan masalah yang mungkin terjadi, sehingga dapat diidentifikasi dan diatasi secepat mungkin.

Satu catatan penting untuk diingat, HR Dept dapat mempelajari dan mengelola HR Risk dengan memastikan untuk memprioritaskan dan menyesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing. Juga perkembangan perusahaan sejenis di industrinya masing-masing.

Langkah-Langkap Praktis dan Aplikatif HR Risk

Untuk menguasai HR Risk yang tepat, komprehensif, dan sesuai dengan kondisi perusahaan, HR Dept dapat melakukan beberapa langkah atau tahapan sebagai berikut :

1. Identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Risiko dapat diidentifikasi melalui riset, analisis, atau melalui sistem pengaduan yang dibuat.
2. Evaluasi risiko-risko yang teridentikasi tersebut berdasarkan tingkat kerentanan dan dampak yang mungkin terjadi.
3. Perencanaan tindakan. Berdasarkan hasil evaluasi, HR Dept harus mengembangkan rencana tindakan untuk mengelola risiko yang diidentifikasi. Rencana tindakan harus mencakup strategi untuk mencegah atau mengurangi risiko, serta prosedur untuk mengatasi risiko yang terjadi.
4. Monitoring dan evaluasi berkait efektivitas rencana tindakan yang diterapkan. Ini dapat dilakukan dengan membuat sistem monitoring dan evaluasi, dan mengukur hasil terhadap tujuan yang ditetapkan.
5. Revisi dan pembaruan. Jika diperlukan, HR Dept harus melakukan revisi dan pembaruan terhadap rencana tindakan yang diterapkan, untuk memastikan bahwa risiko dapat diatasi dengan efektif.
6. Pendidikan dan pelatihan kepada pimpinan, departemen terkait (internal audit, security, loss prevention, hubungan industrial, crisis managemet, sistem dan prosedur) serta karyawan tentang risiko HR dan cara untuk mengelolanya, sehingga karyawan dapat ikut serta dalam mengelola risiko.
7. Kerja sama dengan pihak eksternal seperti konsultan, hukum, profesional manajemen risiko atau audit committee untuk memastikan bahwa perusahaan dapat mengelola risiko dengan efektif.
8. Mendorong kultur risiko di dalam perusahaan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tentang pentingnya manajemen risiko HR dan memberikan dukungan untuk inisiatif yang berhubungan dengan risiko HR.
9. Review secara berkala terhadap risiko HR yang mungkin terjadi dan membuat perubahan yang diperlukan dalam rencana tindakan untuk mengatasinya. Pada perusahaan besar seperti perusahaan yang sudah go public, review berkala ini maksimal dilaksanakan 2 tahun sekali bersamaan dengan pembahasan review peraturan perusahaan baru.
10 Membuat panduan dan dokumentasi yang jelas tentang cara mengelola risiko HR, sehingga dapat diakses dan digunakan oleh semua pihak di perusahaan.
11. Komunikasi efektif harus sudah dipastikan sudah diterapkan sehingga semua pihak dalam perusahaan dapat bekerja sama dalam mengelola risiko.
12. Melibatkan semua pihak dalam proses manajemen risiko HR, sehingga semua pihak dapat berperan serta dalam mengelola risiko.
13. Terus memantau trend dan perkembangan HR Risk Management dari asosiasi di industrinya masing-masing.

Beberapa langkah atau tahapan diatas senyatanya adalah rekomendasi secara umum yang dapat dilakukan untuk menguasai HR Risk yang tepat, komprehensif, dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Namun pastikan untuk menyesuaikan dengan kondisi perusahaan masing-masing dan selalu melakukan review dan perubahan yang diperlukan.

Mengelola sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan hal yang tidak mudah dan perlu diperhatikan risiko-risiko yang mungkin timbul dari SDM yang disebut dengan HR risk. HR risk sangat penting dalam dunia manajemen sumber daya manusia karena dapat berdampak besar pada kinerja perusahaan dan kesejahteraan karyawan. Dalam era yang multi disruptif dan transformasi, mengelola risiko-risiko HR menjadi semakin kompleks dan menantang, namun dengan pemahaman yang baik dan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengatasi risiko-risiko tersebut dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun