Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

HR Risk Management : Menjaga Keseimbangan antara Risiko dan Kinerja SDM

27 Januari 2023   06:57 Diperbarui: 27 Januari 2023   07:51 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Risiko-risiko di HR harus dikelola dengan menyeimbangkan antara risiko dan kinerja SDM | Image : solvoglobal.com

1. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya manajemen risiko HR. Banyak perusahaan yang tidak menyadari bahwa masalah HR dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.
2. Prioritas yang berbeda. Banyak perusahaan lebih fokus pada mencapai target keuangan daripada mengelola risiko HR.
3. Kurangnya dukungan dari pimpinan. Tanpa dukungan dari pimpinan, inisiatif untuk mengelola risiko HR mungkin tidak akan mendapatkan dukungan yang cukup.
4. Kurangnya sumber daya yang cukup untuk mengelola risiko HR secara efektif.
5. Kurangnya atau lemahnya regulasi. Di beberapa negara atau di daerah tertentu, regulasi yang mengatur manajemen risiko HR masih sangat lemah, sehingga perusahaan tidak merasa terpaksa untuk peduli dengan isu ini.
6. Kurangnya kultur risiko sehingga tidak terbiasa untuk mengelola risiko HR secara proaktif.
7. Kurangnya pemahaman tentang risiko yang sebenarnya sedang terjadi sehingga tidak tahu bagaimana cara untuk mengelolanya.
8. Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara departemen HR dan departemen lain dalam perusahaan, sehingga tidak mampu untuk mengelola risiko HR secara efektif.
9. Kurangnya kompetensi yang cukup untuk mengelola risiko HR, sehingga tidak mampu untuk mengelola risiko HR secara efektif.
10. Kurangnya pemantauan dan evaluasi secara teratur tentang manajemen risiko HR, sehingga tidak dapat mengetahui kondisi sebenarnya dan mengambil tindakan yang tepat.

Dampak Negatif Tak Concern HR Risk

Dampak abaianya HR risk pada kinerja perusahaan juga dapat sangat merugikan, mulai dari kerugian finansial hingga kerusakan reputasi. Oleh karena itu, perusahaan harus memahami lingkup kerja HR risk dan menemukan sumber-sumber pembelajaran untuk mengatasinya.

Kurangnya kesadaran atau pengabaian terhadap HR Risk dapat mengakibatkan berbagai masalah bagi perusahaan. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi adalah :

1. Kehilangan karyawan penting (karyawan bintang) yang berpengalaman dan berkualitas karena risiko-risiko perekrutan dan retensi tidak diidentifikasi dan dikelola dengan baik.
2. Tuntutan hukum. Risiko diskriminasi, pelanggaran peraturan atau perizinan daerah, dan pelanggaran hukum lainnya dapat menyebabkan tuntutan hukum yang merugikan perusahaan.
3. Kerugian finansial, seperti biaya pembayaran ganti rugi atau denda.
4. Kerusakan reputasi karena risiko-risiko yang tidak dikelola dengan baik dapat dan dapat merugikan bisnis.

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang HR untuk memahami risiko-risiko yang terkait dengan kegiatan-kegiatannya dan untuk mengelola risiko-risiko tersebut dengan baik agar perusahaan dapat beroperasi dengan aman dan efisien.

Lingkup HR Risk

Secara teknis, lingkup HR Risk meliputi beberapa aspek yaitu :

1. Perekrutan dan Retensi. Risiko yang terkait dengan proses perekrutan karyawan baru dan retensi karyawan yang sudah ada, seperti kehilangan karyawan berpengalaman dan kualifikasi, atau kesulitan dalam menemukan kandidat yang sesuai.
2. Kompensasi dan benefit, seperti kesalahan dalam menentukan gaji atau pemberian insentif yang tidak sesuai, atau kesulitan dalam menyediakan manfaat yang diharapkan.
3. Pengembangan Karir, seperti kesulitan dalam menyediakan kesempatan karir yang sesuai, atau kurangnya dukungan untuk pengembangan kompetensi karyawan.
4. Konflik dan harassment, termasuk masalah-masalah yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik, seperti diskriminasi atau perlakuan tidak etis.
5. Compliance dan regulations terkait dengan potensi atau praktik pelanggaran peraturan dan regulasi yang berlaku, seperti risiko tuntutan hukum atau denda yang dikenakan oleh pihak berwenang.

Meskipun demikian, "bahaya laten" atau potensi risiko yang bisa kritis ini pun harus diperhatikan. Yaitu hal yang berkait dengan ketidakbahagiaan karyawan, turnover yang tinggi, dan pelanggaran pidana dan perdata. Juga kejadian bencana, insiden dan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja, serta proses rekrutmen atau retensi yang kurang baik. Sebagai contoh, bila ada sebuah perusahaan yang tidak memiliki sistem perekrutan yang baik, sehingga menyebabkan perusahaan kesulitan dalam menemukan kandidat yang sesuai dan menyebabkan kehilangan karyawan yang berpengalaman dan kualifikasi, bisa jadi kebijakan HR Risk-nya tidak dijalankan.

Sumber Pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun