Mohon tunggu...
Agung MSG
Agung MSG Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Pembelajar

Insan Pembelajar yang senang mempelajari bidang Personal Development dan Operasional Management, serta penulis buku: Be A Rich Man (Pustaka Hidayah, 2004), Retail Risk Management in Detail (IMan, 2010), dan The Prophet Natural Curative Secret – Divinely, Scientifically and Naturally Tested and Proven (Nas Media Pustaka, 2022). Aktif mengajar di Komunitas E-Flock Indonesia di Indonesia, serta memberikan pelatihan online di Arab Saudi, Ghana, Kamboja, Qatar, dan Thailand. Agung juga dikenal sebagai penulis lepas di berbagai majalah internal perusahaan, blogger di Medium.com, dan penulis aktif di Kompasiana.com. Saat ini aktif memberikan pelatihan di berbagai asosiasi bisnis, kementerian, universitas, sekolah, hingga perusahaan publik di berbagai kesempatan, Agung MSG mengusung filosofi hidup untuk mengasihi, menyayangi, berbagi, dan berkarya mulia. @agungmsg #haiedumain email: agungmsg@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Fokus Risk-Management: Pikirkan yang Tak Terpikirkan

11 Januari 2023   17:51 Diperbarui: 14 Januari 2023   18:04 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuannya semata untuk memudahkan pembacaan laporan yang muncul seketika. Sementara bagia security atau loss prevention, atau bagian yang berkait itu akan concern dan memberikan atensi penuh untuk menyoroti area-area yang rawan penyimpangan.

Sementara bagian-bagian lain pun harus melakukan hal yang relatif sama untuk memastikan kejadian ini tak terulang lagi di masa yang akan datang.

Fokus Divisi Risk Management dalam praktinya selalu sama yaitu "memikirkan apa yang tak terpikirkan". Lihat gejalanya, bersihkan faktor-faktor penyebabnya, dan fokus untuk proaktif dan memastikan semua bagian paham dan kejadian serupa tak terulang, serta potensi kejadian, kasus atau risiko tidak terjadi.      

Ya, memotret masalah dan mencari hubungan dan pola atau tren dalam masalah dengan masalah lainnya, sangatlah menarik. Dalam beberapa kasus, sangat menantang.

Bagaimana tidak, kita akan selalu mencari dan mencari tahu apakah ada hubungan antara masalah ini dengan masalah lainnya. Kita akan mencatat dan menyusun peta dari masalah tersebut, dengan melibatkan para ahli dari berbagai departemen yang terkait.

Dari peta atau pola tersebut, kita dapat menentukan frekuensi, intensitas, luasan atau dimensi, dan dampak dari masalah tersebut, lalu kita akan menentukan apakah perlu diteliti lebih lanjut dalam konteks manajemen risiko atau tidak.

Jika dianggap penting untuk diteliti lebih lanjut, apakah itu berpotensi menjadi krisis atau tidak. Atau cukup dengan memberikan tanda peringatan saja kepada pihak yang berkepentingan atau departemen yang terkait.

Pengalaman, hasil belajar, dan diskusi yang kita dapatkan akan selalu mendorong kita untuk mengkajinya lebih lanjut dan lebih dalam. Seolah-olah kita seperti menjadi detektif. Satu hal yang perlu disadari, tidak sedikit diantara kita yang suka melupakan masalah hanya karena ada masalah baru yang muncul. Sama seperti kita melupakan isu yang sensitif hanya karena ada isu baru yang muncul.

Nah dalam tataran yang lebih kecil di perusahaan kita misalnya, permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian Divisi Risk Management tak jarang kurang mendapat atensi dan support dari para pemangku kepentingan.

Ironisnya, atensi dan support akan diberikan berlebih--untuk tidak mau dikatakan reaktif--justru  saat kejadian dan resiko besar sudah benar-benar terjadi : dapat claim, somasi dan tuntutan hukum.

Untuk itu, kita harus belajar dari berbagai sumber:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun