Seperti detektif, itulah asyiknya bekerja di divisi risk management.
Bekerja di divisi Risk Management itu banyak sensasi rasa yang dirasakan. Mulai dari kasus besar yang mengejutkan, skandal kebijakan yang disembunyikan, kejahatan sistemik yang dilakukan oleh sekelompok orang, hingga masalah natural disaster yang terjadi dan berdampak besar bagi perusahaan.Â
Ia harus bekerja dengan memikirkan apa yang tak terpikirkan. Setelah itu harus segera membuat program antisipatifnya, sementara masalahnya sendiri harus cepat diselesaikan.
Sementara timnya sendiri harus cerdas, imajinatif, bekerja dengan data dan fakta, juga pembanding best-praktis dari para kompetitornya di industrinya. Tetap harus hebat dalam prinsip cepat, tepat, dan senyap.
Sungguh mengasyikkan, saat ada kasus yang harus dipecahkan. Namun saat kita tenggelam dalam kasus itu sendiri, yang dirasakan adalah tekanan waktu. Tekanan manajemen untuk segera diputuskan, dan dalam beberapa kasus tekanan publik yang menjadikan sebuah kasus sebagai sebuah isu ketaatan dan kepatuhan terhadap undang-undang.
Keterlibatan Divisi Risk Management sebenarnya hanya untuk mendapatkan potret utuh dari kasus itu sendiri. Investigasinya bisa dilakukan oleh bagian security & loss prevention, IT, internal audit, dan sejumlah departemen yang langsung atau tidak langsung berkontribusi sehingga masalah itu terjadi.
Sementara bagian yang terdampak pun, dalam skala tertentu juga akan dimintai pendapat dan solusinya. Karena bagian atau departemen terdampak, sebenarnya relatif dapat bersikap obyektif dalam menilai sebuah kasus yang terjadi.
Bila potret, pola dan dimensi dari masalah itu sudah kita dapatkan, maka tugas dari Risk Management itu adalah membuat program preventif kedepan. Yaitu memastikan sistem prosedur, kompetensi dan program pelatihan, dan daya dukung system dapat bekerja efektif ke depannya.
Tak jarang sistem dan prosedurnya diubah. Bagian SDM atau Human Capital Dept memberikan program peningkatan kompetensi dan pelatihan yang sesuai. Sistem keamanan IT dibuat berlapis hingga akan ada notifikasi "cegah tangkal" bila ada gejala yang tak biasa.
Exception report yang berupa teknik pembuatan laporan yang hanya menampilkan item-item di luar kebiasaan, harur tertampil di dashboard sistem peringatan dini risk management.