Bila kita fokus pada transformasi teknologi, maka kita bisa melihat pada bagian mana saja dari setiap bagian di organisasi tahapan ini sudah dilaksanakan. Apakah masih digitisasi, sebatas pakai teknologi digital saja. Atau, tahapan digitalisasi? Perbaikan proses yang menggunakan teknologi dan data digital.
Atau, mungkin sudah agak lebih canggih: Transformasi digital. Di mana perkembangan teknologi mutakhir sudah dimanfaatkan maksimal.
Di tahapan ini, proses transformasi aktivitas, proses, dan model bisnis semata untuk meningkatkan efisiensi, dan mengelola risiko sudah diterapkan. Bahkan transformasi digital ini difokuskan pada upaya untuk menemukan peluang bisnis baru.
Digitisasi dan digitalisasi adalah modal dan landasan kuat untuk transformasi digital. Sayang, pada praktiknya banyak organisasi yang berkutat sebatas pada banyaknya aplikasi yang dipakai saja dalam proses kerjanya. Belum pada transformasi digital yang menuntut terintegrasinya data, proses kerja dan koordinasi.
Ada banyak cara untuk melakukan transformasi organisasi. Bisa dengan perubahan struktur organisasi yang lebih flat dan didesain "fleksibel dan adaptif" dengan kebutuhan di lapangan. Atau dirombak besar-besaran berdasarkan kajian ilmiah dan terukur, sehingga bisa lebih lincah dan tidak seperti gajah bengkak seperti IBM dulu.
Namun, cara ini cukup mahal. Akan ada banyak resistensi dan penolakan di sana-sini. Persis seperti penyatuan beberapa unit bisnis yang di dalamnya suka diwarnai dengan banyak isu, rumor, hoaks dan politicking.
Transformasi organisasi bisa dilakukan dengan 5 opsi, atau gabungan dari opsi-opsi ini.
Pertama, prioritas dan intensifikasi program.
Kedua, adanya kebijakan baru untuk mengatur dan melakukan akselerasi transformasi. Dibentuk tim khusus lintas departemen untuk mengawalnya, dan diberikan evaluasi per 3 hingga 4 bulan sekali untuk dilakukan perbaikan-perbaikan.
Ketiga, visi dan misi yang clear, jelas, menginspirasi, dan menggrakkan roda organisasi.