Mohon tunggu...
agung febriandy
agung febriandy Mohon Tunggu... -

Anak pertama dari Ibu saya, dan saya suka sekali makan. Menulis itu seni. Ekspresikan diri melalui menulis lebih bergizi. Semoga artikel atau puisi dsb. yang ditulis olehku bermanfaat bagi kamu sekalian orang rajin membaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Iba, Buat Tangkai Kelapa

14 April 2016   13:36 Diperbarui: 14 April 2016   13:48 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sajak Iba

Buat: Tangkai Kelapa

Menggayut dimakan usia

lirih hati menahan iba

ukiran tulang-tulang yang menjadi pilar

tak nampak sempurna

tak kuasa menahan dosa dan asa

yang nafsu mendera dengan tega

 

tongkat panjang itu nyawa

tak suci memang

sesuci tongkat Si Khotib

ataupun Musa

tapi begitu kuat menahan malu dan perih

menopang sengsara menggilas batin

menahan deras hujan

di ujung kelopak mata

 

sekitar pukul 07.30an

belok dengan perlahan

ku buka kaca helm berwarna gelap

tibalah hati yang lirih

iba kembali terasa

duduk di pinggiran rumah yang baik sekali

menerimanya duduk dengan pantat yang padat

dengan isi segala dosa, letih, dan kepasrahan

 

berfikir: kemana buahnya?

anjing... goblok...

tolol tak bertanggung jawab

kalaupun dapat berdialog dengan Tuhan

buah kelapa tumbuh senantiasa disortir

agar tak sama bak kacang yang lupa pada kulitnya

 

: Namun Tuhanku...

masihkah Kau berhati

masihkan Kau terima

sujud yang perih dan do’a kepasrahan

dari tangkai yang akan jadi bangkai

Tuhanku...

Masih inginkah Kau melihat

senyumnya yang cantik

Tuhanku...

Bermurah hatikah Engkau

Memberikan selimut yang mampu membentengi kesepian

Dan kesengsaraan

Tuhanku...

Iblis pun berdo’a dan Engkau kabulkan

 

                                                                                                            Agung Febriandy, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun