Mohon tunggu...
Agung Dwi
Agung Dwi Mohon Tunggu... Editor - When the night has come

Menulis - Menyunting - Mengunggah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hamzanama

23 Agustus 2018   16:23 Diperbarui: 23 Agustus 2018   16:32 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbincangan dengan kepala yayasan perpustakaan tidak terlalu lama. Ia menjelaskan tentang pekerjaan yang bakal kulakukan, pukul berapa harus datang, istirahat, dan pulang. Ia kembali meyakinkan diriku, sebab honor yang bakal kuterima di sini sangat kecil.

Aku tak memikirkan honor, kataku. Aku menerima pekerjaan itu. Lagi pula, ongkos transportasi dari tempatku tinggal hanya dua ribu. Pergi pulang hanya habis empat ribu. Yayasan pun telah menyediakan makan siang.

"Semenjak Pak Hans masih hidup, ia selalu mengajak kami---para pegawai---untuk makan bersama. Tradisi itu selalu kami jaga. Soal makan siang, kamu tidak perlu khawatir," ujarnya.

Aku mengangguk. Ia memperkenalkan staf yang bekerja di sana. Hanya ada beberapa orang, tak genap sampai sepuluh. Rata-rata berumur paruh baya.

Di ruang tengah, tumpukan koran-koran lama menanti untuk dikliping dan disusun berdasarkan nama pengarang. Hanya dua sampai tiga orang yang mengerjakan. Umurnya kira-kira 50-an awal.

Sampai di meja koleksi, aku dikenalkan dengan kawanku itu. Barangkali, ia adalah pegawai termuda di sini. Lalu, ia menjelaskan sedikit cara kerja perpustakaan ini dan memberi tahu lokasi koleksi utama.

"Tugasmu hanya menerima permintaan pengunjung. Ia akan menyebut nama seorang pengarang, setelah itu kamu mencari di ruang koleksi. Urutan koleksi sudah ditata berdasarkan abjad nama pengarang. Tidak seperti perpustakaan lain yang menggunakan nomor panggil," ujar ibu kepala yayasan.

Umurnya mungkin baru menginjak 50 tahun. Ketebak, mereka yang ada di sini dari awal memang sudah lama bekerja di sini.

"Oh ya, selain petugas, pengunjung tidak boleh masuk. Ada saja pengunjung yang ingin melihat langsung. Biasanya, mereka itu baru pertama kali ke sini. Jadi, jelaskan bagaimana cara mereka mengakses koleksi. Satu lagi, koleksi di sini tak boleh dipinjam. Setelah mereka selesai, mereka harus mengembalikan ke meja ini. Lalu, kamu tata kembali ke rak semula," jelasnya. "Mengerti kan?"

Aku mengangguk.

"Oh ya, kata Mas Wahyu---dia adalah nama dosen pembimbingku---kamu sedang menyelesaikan tugas akhir? Kamu boleh sambil mengerjakan di sini. Di sini juga banyak koleksi yang berkenaan dengan tugas akhirmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun