Mohon tunggu...
Agung Budiwati
Agung Budiwati Mohon Tunggu... Guru - selalu berusaha belajar menjadi orang baik

selalu berusaha belajar menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Papan Pajangan Kelas sebagai Mading untuk Meningkatkan Karakter Anak

8 Februari 2024   08:03 Diperbarui: 8 Februari 2024   08:06 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ABSTRAK

Papan Pajangan kelas adalah papan yang digunakan untuk memamerkan hasil karya murid yang diletakkan di dalam kelas. Papan pajangan kelas yang ada di SDN Petompon 02 berbentuk papan tulis yang permukaannya ditutup oleh karpet hijau. Penutupan permukaan papan pajangan dengan karpet hijau dimaksudkan agar permukaannya lunak sehingga mudah dalam pemasangan hasil karya murid yang berupa lembaran kertas menggunakan jarum pentul.

Sedangkan majalah dinding/mading adalah artikel atau tulisan yang di rangkai menjadi majalah dinding dan biasanya dibuat dengan media kertas dan pernak-pernik serta peralatan tulis yang lain. Peralatan ataupun perlengkapan yang digunakan biasanya gunting, lem, isolasi, cutter, jarum pentul, kertas asturo, kertas lipat, pita, pensil warna, spidol dan lain-lain. 

Majalah dinding/mading pada umumnya berisi informasi berupa tulisan, gambar, serta hasta karya yang relevan dengan tema dari majalah dinding/mading yang dibuat. Informasi yang ada dalam majalah dinding/mading ditujukan kepada pembacanya yang merupakan murid kelas 6. Selain informasi yang termuat dalam majalah dinding/mading, penampilan majalah dinding/mading dibuat menarik dengan kreatifitas tinggi.

Karakter adalah kepribadian atau perilaku baik yang diharapkan muncul pada murid kelas 6C di SDN Petompon 02 Semarang yang mengacu pada karakter dalam profil pelajar pancasila. Karakter yang terkandung didalam Profil Pelajar Pancasila antara lain beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berahlak mulia, berkepribadian global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis. 

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pembuatan mading ini adalah menumbuhkan karakter pada murid terutama adalah karakter gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Setelah melaksanakan praktik baik ini di kelas 6C penulis menyarankan agar praktik baik ini dapat juga dilaksanakan oleh kelas yang lain di lingkungan SDN Petompon 02 Kota Semarang. Hal ini karena setiap kelas memiliki papan pajangan yang sama dan sirkulasi display yang kurang.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

LATAR BELAKANG

Latar belakang praktik baik pemanfaatan papan pajangan kelas sebagai majalah dinding (mading) untuk menumbuhkan karakter murid kelas 6C SDN Petompon 02 Kota Semarang adalah keberadaan papan pajangan di ruang kelas yang belum optimal penggunaannya untuk menampilkan produk atau hasil karya murid. Hal ini dikarenakan tidak semua hasil karya murid dapat dipajang pada papan pajangan kelas. 

Sebagai contoh hasil karya anak yang dapat dipajang di papan pajang kelas selama ini di kelas 6 adalah poster. Sedangkan hasil karya murid kelas 6 yang lain seperti patung, boneka, bentuk-bentuk bangun ruang, dan miniatur roket tidak dapat di display pada papan pajangan kelas.

Karena hanya sedikit hasil karya yang dapat dipajang pada papan pajangan kelas, maka terpikirkan untuk memanfaatkan papan pajangan kelas sebagai majalah dinding/mading supaya sirkulasi display dapat terus berganti dan penggunaan papan pajangan kelas lebih optimal dan lebih bermanfaat bagi murid.

Sejalan dengan praktik baik yang saya coba lakukan di kelas 6 adalah adanya inovasi program sekolah.SDN Petompon 02 Kota Semarang memiliki Inovasi Program Harian yaitu:

  • SeNas= Senin Nasionalis (Upacara/Apel)
  • SeLera= Selasa Literasi
  • Rungkat= Rabu Unjuk Bakat
  • KamUs= Kamis Religius (Islam:Asmaul Husna,Solat Dhuha dan Juz ama, Kristen Katholik : Doa bersama)
  • JuSberi= Jumat Sehat dan Bersih

Merujuk satu Inovasi Program Harian di atas pada hari selasa diadakannya literasi. Berawal dari program ini maka supaya kegiatan literasi tersebut lebih bermakna bagi murid, maka dilanjutkan dengan praktik baik pembuatan majalah dinding/mading. 

Hal ini dilakukan dengan asumsi murid-murid mendapatkan tambahan pengetahuan dan wawasan baru setelah melaksanakan literasi. Sehingga ide atau gagasan yang didapat murid dari pengetahuan dan wawasan hasil literasi dapat diimplementasikan dalam pembuatan majalah dinding  (mading).

Karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, berupa serangkaian sikap, perilaku, motivasi dan keterampilan yang terbentuk karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan serta menjadi pendorong, penggerak, dan membedakannya dengan individu lain.

Menurut Walgito (2010), pembentukan karakter dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

  • Pembentukan karakter dengan kondisioning. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Cara ini didasarkan atas teori belajar kodisioning baik yang dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorendike dan Skiner.
  • Pembentukan karakter dengan pengertian. Di samping pembentukan karakter dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan karakter atau perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar disertai dengan adanya pengertian.
  • Pembentukan karakter dengan model. Di samping cara-cara pembentukan karakter maupun perilaku seperti tersebut di atas, pembentukan karakter masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh. Kalau orang bicara bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, pemimpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model.

Adapun menurut Buchory dan Swadayani (2014), untuk menumbuhkan karakter yang baik sejak dini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan di sekolah, yaitu:

  • Perencanaan, yaitu mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan karakter, mengembangkan materi pendidikan karakter untuk tiap jenis kegiatan di sekolah, mengembangkan rancangan pelaksanaan setiap kegiatan, dan menyiapkan fasilitas pendukung pelaksanaan program pendidikan karakter.
  • Implementasi, yaitu pembentukan karakter dengan kegiatan kependidikan.
  • Monitoring dan evaluasi, yaitu kegiatan memantau proses pelaksanaan program pendidikan karakter

TUJUAN

Tujuan praktik baik Pemanfaatan Papan Pajangan Kelas Sebagai majalah Dinding (Mading) Untuk Menumbuhkan Karakter Murid Kelas 6C di SDN Petompon 02 Kota Semarang adalah:

  • Mengoptimalkan pemanfaatan papan pajangan kelas untuk kegiatan murid kelas 6C
  • Memberikan tindak lanjut literasi dengan karya kreatif berupa pembuatan majalah dinding/mading.
  • Menumbuhkan karakter gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis pada murid kelas 6C yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila

HASIL YANG DIHARAPKAN

    Hasil yang diharapkan dari kegiatan praktik baik ini adalah:

  • Menjadikan papan pajangan kelas menjadi lebih heterogen displaynya dan lebih  optimal penggunaannya.
  • Kegiatan Selera (Selasa Literasi) dapat bermanfaat dan bersinergi dengan kegiatan majalah dinding/mading kelas 6C.
  • Menumbuhkan karakter gotong royong dalam pribadi murid karena terbiasa bekerjasama dengan teman satu kelompoknya dalam membuat majalah dinding (mading).
  • Menumbuhkan karakter mandiri dalam diri pribadi murid karena pembagian tugas dalam kelompok pembuatan mading pasti memerlukan pengerjaan yang dikerjakan sendiri dengan penuh tanggung jawab.
  • Menumbuhkan karakter kreatif pada pribadi murid karena membuat mading diperlukan imajinasi dan kreatifitas murid, sehingga jika dilakukan terus-menerus daya kreatifitas murid akan meningkat.
  • Menumbuhkan karakter bernalar kritis pada diri murid karena ketika membuat majalah dinding/mading diperlukan pemikiran kritis yang terkadang out of the box.
  • ISI 

  SITUASI

Pada awal melihat papan pajangan kelas yang hampir tidak ada pergantian atau sirkulasi karya anak yang didisplay dalam rentang waktu yang cukup lama menumbuhkan keinginan untuk lebih memberdayakan  papan pajangan kelas. Selain itu selama ini obyek yang dipajang terkesan monoton dan kurang bervariasi sehingga perlu kreativitas dalam memanfaatkan papan pajangan kelas tersebut.

Hasil yang terpasang/terdisplay pada papan pajangan sebelumnya terasa sangat monoton dan kurang bervariasai. Untuk mendapatkan display pada papan pajangan kelas yang lebih heterogen membutuhkan hasil karya yang baru sehingga kreativitas dan kerjasama dari murid diperlukan untuk membuat hal tersebut.

Selain itu murid-murid kelas 6C belum cukup membudaya dalam mengimplementasikan karakter yang diharapkan Profil Pelajar Pancasila. Dengan memberikan tugas mengerjakan majalah dinding dengan kerjasama dalam kelompok, diharapkan akan lebih menumbuhkan karakter gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.

TANTANGAN

Tantangan yang dihadapi pada situasi tersebut adalah untuk mengaktifkan dan lebih memberdayakan penggunaan papan pajangan kelas. Dan karena sudah ada Selera yaitu selasa literasi maka diperlukan tindak lanjut untuk memaknai kegiatan literasi tersebut. Hal ini membuka tantangan supaya murid-murid lebih dapat berkreasi, mandiri,  kreatif dan bernalar kritis serta bekerjasama dalam membuat karya yang berupa mading atau majalah dinding yang penuh dengan ide dan gagasan murid-murid.

Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah manajemen waktu dan  kerjasama antar  murid saat pengerjaannya. Selain itu kelengkapan alat dan bahan pada saat pembuataan majalah dinding/madding yang kurang menjadikan kegiatan sedikit terhambat.

Untuk mengatasi kesulitan di atas murid harus dapat mengatur waktu pengerjaan majalah dinding/mading dalam bimbingan guru. Guru memberikan keleluasan jangka waktu dalam menyelesaikan pembuatan majalah dinding/madding tersebut. Waktu pengerjaan dan penyelesaian disepakati bersama terlebih dahulu. Misalnya jika satu hari murid-murid belum selesai mengerjakan maka dapat dilanjutkan dihari berikutnya sesuai kesepakatan awal.

Kelengkapan alat dan bahan saat pembuatan dapat diantisipasi dengan murid mempersiapakan alat dan bahan terlebih dahulu, mengecek sebelum dimulainya pengerjaan dan guru juga dapat menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, akan tetapi hanya sebagai cadangan apabila benar-benar diperlukan murid baru diberikan.  Guru menyediakan peralatan tulis seperti kertas asturo, lem gunting, kertas lipat dan lain-lain yang sudah tersedia di sekolah karena merupakan belanja ATK dari sumber dana BOS.

AKSI

Strategi  yang digunakan dalam praktik baik pembuatan majalah dinding/mading ini dengan melalui fase awal, fase pengerjaan, dan fase akhir.

Fase awal meliputi :

Menentukan waktu pengerjaan dan pemilihan tema majalah dinding/mading

Menentukan anggota kelompok kerjadan pembagian tugas anggota kelompok

Fase pengerjaan meliputi :

Berkelompok mencari tempat yang nyaman dalam pengerjaan, ketua kelompok memimpin pengerjaan majalah dinding/mading.

Masing-masing anggota kelompok bekerja sesuai pembagian tugasnya.

Jika ada anggota kelompok yang sudah selesai mengerjakan tugas, maka membantu anggota kelompok yang lain untuk menyelesaikan tugasnya.

Jika ada anggota kelompok kesulitan mengerjakan tugasnya maka dapat bertanya kepada anggota kelompok yang lain bagaimana cara pengerjaannya.

Fase akhir pengerjaan meliputi :

Mengecek ulang hasil karya majalah dinding masing-masing kelompok.

Menentukan waktu tambahan pengerjaan jika majalah dinding/ mading belum selesai dikerjakan pada hari itu.

Semua anggota kelompok membereskan alat dan bahan serta membersihkan tempat pengerjaan majalah dinding/mading.

Menempelkan majalah dinding/mading yang sudah jadi pada papan pajangan kelas.

RESULT/REFLEKSI

Hasil yang dapat dilihat setelah kegiatan praktik baik Pemanfaatan Papan Pajangan Kelas Sebagai Majalah Dinding (Mading) Untuk Menumbuhkan Karakter Murid Kelas 6C di SDN Petompon 02 Kota Semarang adalah papan pajangan kelas 6C menjadi heterogen dengan hasil kreatifitas murid.

Dampak pada murid-murid adalah karakter baik yang diharapkan muncul mulai tumbuh dan membudaya. Murid-murid menjadi terbiasa bekerja sama, bergotong royong, lebih mandiri, lebih dapat mengekspresikan kreatifitasnya dan lebih cepat memecahkan masalah ketika menghadapi tantangan atau hambatan.

Pembelajaran yang didapatkan dalam praktik baik ini adalah murid-murid sebagai pusat pembelajaran masih perlu mendapatkan bimbingan, arahan dan kesempatan dari guru. Guru harus benar-benar memahami makna Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani dalam menjalankan praktik baik ini.

PENUTUP

 Simpulan

Setelah melakukan praktik baik Pemanfaatan Papan Pajangan Kelas Sebagai Majalah Dinding (Mading) Untuk Menumbuhkan Karakter Murid Kelas 6c Di Sdn Petompon 02 Kota Semarang maka dapat diambil simpulan : Papan pajangan kelas menjadi lebih optimal penggunaannya, kegiatan literasi lebih bermakna dengan mengimplementasikan pengetahuan dan wawasan baru murid dalam membuat majalah dinding (mading), karakter murid terutama gotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis terlihat mulai tumbuh membudaya.

Rekomendasi

Yang dapat penulis rekomendasikan tentang pelaksanaan praktik baik ini adalah selalu mengobservasi motivasi intrinsik murid-murid selama praktik baik ini berlangsung. Memantau karakter yang tumbuh ketika kegiatan dilaksanakan dan mengobservasi konsistensi murid-murid dalam kegiatan diluar praktik baik ini, apakah menjadi budaya atau terkadang menghilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun