-----
Layaknya para ayah pada umumnya, kerepotan berumah tangga pernah saya alami. Kelimpungan memenuhi bulanan sekolah anak, di saat keuangan sedang menipis. Berjibaku menutupi iuran listrik, setelah datang surat pemberitahuan pemutusan aliran listrik.
Bayangan terbesar, saat berada di situasi terdesak. Adalah wajah sedih istri dan anak-anak, kalau kewajiban itu tidak segera tertunaikan. Sekolah anak tidak akan jenak, sebelum uang bulanan dilunasi. Istri dan anak tidak nyaman di rumah, kalau aliran listrik diputus dan apalagi kekurangan air.
Keadaan yang memacu adrenalin, saya rela melakukan apapun. Selama menempuh cara halal, saya siap mengerjakan apapun. Untuk menuntaskan semua kebutuhan, menerbitkan senyum orang-orang tersayang.Â
Meski ayah harus berkorban habis-habisan, sampai tidak memikirkan diri sendiri. Tetapi meski melalui segala ketidakenakan, justru ayah bisa menemukan bahagia sejati.
Memang, bahwa bahagianya ayah adalah bahagia yang unik.Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H