Dan di Pilkada 2024, jobdesk saya sebagai KPPS 7. Tugas saya di meja terakhir, yaitu memastikan pemilih mencelupkan jari ke tinta --setelah mencoblos surat suara. Menurut saya, tugas ini lumayan ringan. Nyaris sama dengan KPPS 6, yang mengarahkan pemilih masuk ke bilik dan memasukan surat suara ke kotak suara.
Sebenarnya, ada goal yang lebih dari sekadar capek. Menjadi KPPS, membuat saya lebih mengenal, tetangga dan atau warga tempat tinggal. Mengingat kami warga urban, nyaris minim sosialisasi dengan tetangga.
Saya dan istri mengakui, tidak terlalu banyak kenal dengan warga. Kami tinggal di perumahan lama, warganya campur baur. Warga yang sudah sepuh, sebagian warga seumuran dan ada yang di bawah kami.
Saya berusaha hadir, setiap ada kegiatan RT seperti kerjabakti atau yang lain. Tetapi itupun, belum tentu enam bulan sekali diadakan. Layaknya perumahan di kota penyangga Jakarta, sikap individualis masih ada meski tidak menyolok.
Moment Pilkada, menjadi kesempatan sangat bagus. Saya muncul dan unjuk diri, semoga bisa saling kenal warga. Kalaupun masih belum kenal nama, setidaknya warga pernah melihat wajah saya. Sewaktu-waktu bersua di jalan, kami bisa bertegur sapa.
Ya, menjadi petugas KPPS adalah jalan ninjaku. Mengenal lebih dekat dan guyub, dengan tetangga dan warga di lingkungan tinggal. Menjadi cara berkontribusi kecil, sebagai warga negara.
Btw, saya masih menyimpan video saat menjadi KPPS pilpres yang lalu. Â Tautan videonya, saya sertakan di akhir tulisan ini---semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H