Tugas setiap kita mengelola setiap kelebihan, tetap struggling dalam kehidupan sehingga bisa survive. Terus mengilmui diri, agar bisa bertumbuh di segala kondisi yang dialami.
 Ketika Wanita Maskulin Menikah dengan Cowok Feminin
Untuk cowok feminin gw kasih tau ya.. Kalau punya pasangan wanita maskulin, kita gak bisa minta pasangan langsung nurut. Karena mereka sudah terbiasa mengambil peran jadi leader.Leader gak terbiasa diperintah, tapi mereka bersedia untuk kompromi.
Makanya cara-cara perintah, nyuruh dan marah-marah gak akan pernah berhasil bikin wanita maskulin mau kerjasama saya kamu. Justru cara terbaik adalah aja mereka diskusi, dengerin pendapatnya ajak dia  terlibat. Dengan begitu, dia ngga Cuma merasa dihargai, tapi juga tumbuh rasa respeck ke suami.---continyu  (akun @love***ch.**)
Setiap orang hidup, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Semesta membawa sunatullah, bahwa tak ada manusia yang sempurna -- kecuali manusia pilihan. Suami istri, adalah pribadi yang tidak sempurna, keduanya musti saling melengkapi.
Setelah menjadi pasangan, tugas suami mengerti istri demikian juga sebaliknya. Setiap masalah rumah tangga, bisa diselesaikan dengan baik-baik saja. Asal suami dan istri tidak mengedepankan ego, bersedia berkompromi mencari titik tengah.
Membaca caption di konten di atas, menghadapi wanita maskulin ada caranya. Pun ketika bersuami cowok feminin, tentu ada strateginya. Misalnya dengan mengemong, bersedia menjadi pendengar yang baik dan sebagainya.
So, tetaplah menjadi diri sendiri. Sebagai partner kita musti bisa menempatkan diri, agar pasangan nyaman dan penikahan menjadi langgeng. Karena dalam pernikahan, membutuhkan dua orang yang mau terus belajar.
Gak ada pernikahan yang sempurna, at the end, pernikahan bukan tentang mencari kesempurnaan. Tapi tentang mencari keseimbangan. Makanya gwpun belajar jadi pria yang lebih maskulin. Dan istri gw belajar untuk lebih feminin.  (akun @love***ch.**)