Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jika Menikah Membuka Pintu Rejeki Mengapa di Pernikahan Ada Masalah Ekonomi

15 Juli 2024   11:42 Diperbarui: 15 Juli 2024   12:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianer's, judul di artikel ini terinspirasi dari konten di medsos. Sengaja saya menulis, kata per kata tidak plek ketiplek (yang di medsos). Tetapi pesan atau inti disampaikan, lebih kurang sama. Dan kenyataan saya alami, hal demikian terjadi di pernikahan.

Secara pribadi, saya mengamini kalimat 'menikah itu membuka pintu rejeki'. Saya mengalami setelah menikah, pintu rejeki terbuka dari arah tidak disangka.

Dan bahwa dalam perjalanan kehidupan pernikahan. Kemudian muncul masalah ekonomi, juga tidaklah saya memungkiri.

Tetapi ada keyakinan terpatri, hidup ini sungguh luar biasa. Setiap kejadian yang diberikan kepada setiap orang, tak ada yang sia-sia. Semua demi kebaikan, dan manfaatnya dirasakan manusia itu sendiri---wallahu a'lam.

-----

Sekira lebih duapuluh tahun yang lalu, saya memendam harapan besar. Yaitu menemukan tambatan hati, lekas melamar dan menikah tanpa berlama-lama. Segala upaya dikerahkan, baik jalur mendatar atau melangit.

Perjalanan saya bersua calon istri (saat itu), bisa dibilang cukup berliku. Mulai dari memasang kriteria calon, sampai akhirnya pasrah. Mulai mencari sendiri, minta dicarikan pun minta teman menyomblangi.

Sementara umur terus merambat, jodoh yang dinanti tak juga didapat. Sempat galau, kapan jodoh saya akan disampaikan. Dan cara ketiga (dicomblangi), ternyata menjadi jalan ketemu jodoh---alhamdulillah.

Yang membuat semangat terpantik, bahwa dengan menikah maka akan menggenapkan separuh ibadah. Karena pernikahan, termasuk ibadah dilakukan sepanjang sisa umur. Suami dan istri terus menyesuaikan diri, saling menjaga perasaan beriringan jalan.

Wajar, kalau menikah setara dengan menggenapkan separuh ibadah.

Jika Menikah Membuka Pintu Rejeki Mengapa di Pernikahan Ada Masalah Ekonomi

dokpri
dokpri

Saya sangat paham, bahwa pernikahan tak selalu mulus. Semasa kecil saya melihat, bagaimana struggle-nya ayah dan ibu. Kehidupan mereka banyak gejolak, pertengkaran terjadi layaknya rumah tangga umumnya.

Mereka berhemat mengelola keuangan, agar penghasilan mencukupi kebutuhan sebulan ke depan. Ayah dan ibu berjibaku, agar anak-anaknya tetap sekolah. Dan ada hikmah saya petik, sepelik masalah kalau dihadapi berdua akan terasa berbeda.

Kilasan pemikiran ini, yang meneguhkan semangat menikah. Di kemudian hari, saya mengalami sendiri. Jatuh bangun, perselisihan suami istri terjadi. Saya dituntut terus belajar, agar rumah tangga tetap berjalan dengan baik.

Ya, mengatasi masalah sendiri, berbeda dengan dihadapi berdua. Ketika pikiran ini buntu, ada istri memberikan masukan. Ketika saya sedang sempit rejeki, nyatanya pintu rejeki terbuka dari istri.

------

Dulu, ketika keinginan menikah menggebu, ada buku yang getol dibaca. Adalah buku berjudul 'Menikahlah, Engkau Menjadi Kaya' ditulis oleh A. Mudjab Mahali. Ada point sangat masuk akal, baik dari sudut logika maupun religi. 

Yaitu, bahwa setiap orang lahir membawa rejeki-nya masing-masing. Menikah ibarat mengumpulkan rejeki, yaitu rejeki suami dan rejeki istri. Pun setelah memiliki anak, mereka (anak-anak) juga membawa rejekinya sendiri.

dokpri
dokpri

Hal ini saya rasakan, rejeki mengalir setelah menikah. Mula-mula kami tinggal di rumah kontrakan, rejeki meningkat bertahap. Pekerjaan beruntun datang, diiringi bertambahnya pendapatan. Menabung sedikit demi sedikit, bisa pindah dan membeli rumah sendiri.

Ujian kenikmatan berganti, ada saat ujian kesempitan datang. Pernah saya berada, masa sepi pekerjaan sehingga sedikit pemasukan. Sampai saya kepikiran, di mana benarnya kalimat 'menikah membuka pintu rejeki'.

Tak dipungkiri, banyak rumah tangga selesai berawal dari masalah ekonomi. Suami istri tak lagi kompak, karena berada di masa paceklik. Padahal, sunatullah kehidupan demikian adanya. Masa senang dan masa sulit, adalah dua hal yang selalu dipergilirkan.

-----

"Jika menikah membuka pintu rezeki, kenapa banyak yang cerai akibat masalah ekonomi?"

Konten menyoal pernikahan, saya tuliskan ulang, persis di atas tulisan ini. Sebagai orang awam, saya memiliki pertanyaan yang sama. Sekaligus tergelitik, untuk mengetahui jawabannya.

Dari beberapa tulisan saya mendapatkan jawaban, dan salah satu tulisan cukup mencerahkan saya.

Yaitu bahwa dengan menikah, Alloh SWT memberi kunci rejeki. Bahkan lebih dari satu kunci, kunci dipegang istri, dipegang suami, dipegang anak-anak. Tinggal suami istri, mengilmui diri agar kunci (rejeki) bisa digunakan untuk membuka pintu.

Dan agar kunci itu bisa digunakan, suami istri musti saling support, agar ridho Alloh SWT didapatkan. Seiring berjalannya waktu, niscaya perspektif soal rejeki akan meluas. Bahwa rejeki, tidak selalu identik dengan harta benda.

dokpri
dokpri

Memiliki pasangan yang baik, anak-anak yang soleh dan solehah. Dianugerahi kesehatan jiwa raga, memiliki pertemanan yang sehat. Tinggal di lingkungan yang baik, dengan tetangga yang tidak julid. Adalah bagian dari selaksa rejeki, yang seharusnya patut disyukuri.

So, kalau ada yang rumah tangga bercerai akibat masalah ekonomi. Bisa jadi kemungkinan, bukan hanya itu saja (ekonomi) penyebabnya. Ada hal-hal lain, yang menjadi pemicu dan pemacu-nya.

Semoga, setiap kejadian bisa menjadi pelajaran. Bagi siapa saja, yang ingin berproses menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun