Pernikahan adalah menjalani kehidupan keseharian, terus belajar memahami pasangan. Hari-hari di pernikahan, adalah pembuktian janji yang pernah diucapkan saat ijab. Pernikahan tidak lepas dari masalah, seperti halnya memilih hidup sendiri. Tetapi justru menikah, memiliki seni dalam hal menyeimbangkan diri dan pasangan.
Pernikahan ibarat perjalanan panjang, membutuhkan kerjasama dan kekompakan suami istri. Â Berat atau ringannya, tergantung pasangan mengisi dalam kehidupan pernikahan. Syariat memang berat, dan penuh onak terjal menjalaninya. Tetapi di balik beratnya menjalani pernikahan, niscaya mengandung hikmah luar biasa.Â
Mengingat menikah, adalah sunah dicontohkan Baginda Nabi. Yang mustahil bagi Rasulullah, meneladani suatu perbuatan kecuali mengandung kemanfaatan di dalamnya. So, jalani sebaik-baiknya, dan jangan neko-neko.
Manusia diciptakan tidak sempurna, sehingga butuh orang lain untuk melengkapi. Karena ketidaksempurnaan, maka menikah menjadi (salah satu) syariat yang diutamakan. Sampai-sampai, menikah sebagaisetengah dien yang menggenapkan seluruh ibadah.
Kompasianer's, mari terus belajar dan tak henti. Menjadikan pernikahan sebagai sarana beribadah, guna menggenapkan agama. Agar setiap masalah di pernikahan, bisa menjadi jalan untuk menyempurnakan ibadah.Â
- Wallahu'alam, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H