Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sekotak Orek Tempe dan Sebuah Keutamaan

27 Maret 2023   08:41 Diperbarui: 27 Maret 2023   08:51 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Waalaikumsalam" kami menjawab serentak.

Saya, istri dan ibu mertua, serentak berhamburan keluar. Jagoan tiga tahun ngintili, seolah ikut memendam rasa penasaran. Rasanya aneh, hari pertama masuk rumah langsung ada tamu berkunjung. Adalah perempuan di atas 30-tahunan di ambang pagar, membawa baki dengan empat mug berpenutup gelas.

"Buk, ini teh anget dari ibu"

Belum juga satu diantara kami bertanya, penjelasan sudah keluar dari perempuan ini. Kemudian berjalan ke arah kami, meletakkan baki di dudukan dari semen di teras. Kami mengucapkan terimakasih, dikemudian kami tahu namanya mpok Ijah -- pembantu rumah depan kami.

Sejak hari kepindahan, tetangga persis di depan rumah, tercatat sebagai orang baik di hati kami. Setelah kejadian teh anget, rupanya berlanjut ke hantaran berikutnya dan berikutnya. Kalau pulang dari bepergian, tetangga mengirim oleh-oleh ke rumah.

Dan kalimat "kebaikan itu menular", benar adanya. Kami membalas balik hantaran, dan hubungan baik terjalin sampai sekarang -- empat belas tahun sudah kami tinggal. Uniknya kebiasaan berbagi makanan, juga diikuti tetangga di kanan dan kiri.

Sekotak Orek Tempe dan Sebuah Keutamaan

ngobrol dengan tetangga-dokpri
ngobrol dengan tetangga-dokpri

"Assalamuaiakum" nada suara yang sudah sangat kami kenal

"Iya Ci, bentar," istri menyaut setengah teriak, sembari bergegas ke teras

"Tadi masaknya kebanyakan,"

Saya mendengar percapakan dari dalam rumah, dan bisa mengambil kesimpulan. Meyakini, tidak ada masak yang tidak sengaja kebanyakan. Memasak pasti menakar prosi. Dan sangat mungkin, tetangga --baik hati---sudah merencanakan berbagi dengan yang lain.

Selepas Aci berlalu, saya berdiskusi dengan istri, segera membalas kebaikan para tetangga. Apalagi di Ramadan ini, terhitung tiga tetangga sudah berbagi takjil. Meski mereka tidak mengharap balasan, tidak ada salahnya kami membalas selekasnya.

"Kita beli orek tempe dari bu Ibnu saja" usul saya

Semasa pandemi, warga di perumahan semakin kreatif. Mengolah dan menawarkan dagangan, melalui WAG lingkungan. Pun istri, berjualan ayam potong dan baso. Kami antar tetangga membeli, dengan tujuan sama-sama membantu. Sungguh indah rasanya, semakin mengenal tetangga dan berurusan dalam kebaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun