Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ketangguhan Denada akankah Menjadi Ketangguhan Kita?

4 Januari 2022   06:49 Diperbarui: 5 Januari 2022   05:27 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar | kompas.com

Denada begitu menghayati setiap lirik, kalau mau dipas-pasin memang relate dengan yang telah dialami sejauh ini. Sosok ibu tangguh mengemuka, terwakili dari cara membawakan lagu ini.

----

kolase - dokpri
kolase - dokpri

Pandemi membawa dampak di segala bidang, saya merasakan bagaimana hebatnya tantangan musti diatasi. Banyak kegiatan blogger yang offline ditiadakan, dan hal itu sangat mempengaruhi pendapatan.  Hal serupa terjadi di bidang lain, para pedagang dan UMKM jualannya sepi alias tidak laku. Pengemudi ojol, opang, atau angkot kehilangan pelanggan karena bekerja dari rumah.

Demikian pula pelaku di industri hiburan, kebingungan mempertahankan agar tetap ngebul asap dapur. Denada mengakui, bahwa dua tahun dirinya tidak berpenghasilan. Sementara sedang tinggal di negeri singa, biaya hidup harian dan ongkos pengobatan sang anak tentunya tidak sedikit.

Putri dari penyanyi lawas Emilia Contessa, menjual aset untuk menalangi biaya hidup dan biaya berobat ananda. Tanah, rumah, mobil, perhiasan dilepaskan, meskipun menjual di masa susah tidak bisa cepat. Menjadi instruktur di kelas zumba, dilakukan secara virtual.  Sementara mantan suami tersandung masalah hukum, otomatis tidak bisa maksimal membantu.  

Menyimak wawancara di youtube, saya melihat bersitan wajah berserah pasrah tetapi tidak menyerah. Denada menganggap, apa yang dihadapi saat ini bukan sebuah kepahitan. Dirinya justru bersyukur, aset yang ditabung bisa dijual untuk mengcover kebutuhan saat ini. 

Saya menganalogikan ujian seperti ini, sengaja didatangkan pada orang yang siap dihebatkan oleh kehidupan.

***

Di saat rindu kembali datang
Terlintas raut wajahmu dengan senyuman
Di kesunyian hati yang begitu dalam
Membuat mataku tak mau terpejam 

Mengapa oh kasih aku tak mengerti
Di dada ini asmara semakin menjadi
Saat 'ku tak jumpa jiwaku pun tersiksa
Sungguh aku tak mampu 

(kembali ke Reff).

***

Mencermati kata per kata pada lirik lagu sambutlah, seperti menggambarkan yang sedang dijalani penyanyinya. Entah saya yang baper atau melow, setidaknya itu yang saya rasakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun