Denada begitu menghayati setiap lirik, kalau mau dipas-pasin memang relate dengan yang telah dialami sejauh ini. Sosok ibu tangguh mengemuka, terwakili dari cara membawakan lagu ini.
----
Pandemi membawa dampak di segala bidang, saya merasakan bagaimana hebatnya tantangan musti diatasi. Banyak kegiatan blogger yang offline ditiadakan, dan hal itu sangat mempengaruhi pendapatan. Â Hal serupa terjadi di bidang lain, para pedagang dan UMKM jualannya sepi alias tidak laku. Pengemudi ojol, opang, atau angkot kehilangan pelanggan karena bekerja dari rumah.
Demikian pula pelaku di industri hiburan, kebingungan mempertahankan agar tetap ngebul asap dapur. Denada mengakui, bahwa dua tahun dirinya tidak berpenghasilan. Sementara sedang tinggal di negeri singa, biaya hidup harian dan ongkos pengobatan sang anak tentunya tidak sedikit.
Putri dari penyanyi lawas Emilia Contessa, menjual aset untuk menalangi biaya hidup dan biaya berobat ananda. Tanah, rumah, mobil, perhiasan dilepaskan, meskipun menjual di masa susah tidak bisa cepat. Menjadi instruktur di kelas zumba, dilakukan secara virtual. Â Sementara mantan suami tersandung masalah hukum, otomatis tidak bisa maksimal membantu. Â
Menyimak wawancara di youtube, saya melihat bersitan wajah berserah pasrah tetapi tidak menyerah. Denada menganggap, apa yang dihadapi saat ini bukan sebuah kepahitan. Dirinya justru bersyukur, aset yang ditabung bisa dijual untuk mengcover kebutuhan saat ini.Â
Saya menganalogikan ujian seperti ini, sengaja didatangkan pada orang yang siap dihebatkan oleh kehidupan.
***
Di saat rindu kembali datang
Terlintas raut wajahmu dengan senyuman
Di kesunyian hati yang begitu dalam
Membuat mataku tak mau terpejamÂ
Mengapa oh kasih aku tak mengerti
Di dada ini asmara semakin menjadi
Saat 'ku tak jumpa jiwaku pun tersiksa
Sungguh aku tak mampuÂ
(kembali ke Reff).
***
Mencermati kata per kata pada lirik lagu sambutlah, seperti menggambarkan yang sedang dijalani penyanyinya. Entah saya yang baper atau melow, setidaknya itu yang saya rasakan.Â