Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Kalau Tidak Ingin Rusak Pertemanan, Stop Bertanya "Kapan Nikah?"

23 November 2021   05:27 Diperbarui: 24 November 2021   03:46 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberpihakan ibu kepada saya sangat jelas, ketika ada saudara (bulek/ paklik/ sepupu/ saudara jauh) mengusik kesendirian anak ragilnya. Seketika beliau maju memasang badan, menangkis nyinyiran itu dengan kalimat tak kalah menohok.

"Doain ya, biar segera dapat jodoh. Nanti kamu kebagian nyewa tenda yo,"

Balasan ibu langsung membuat mingkem, si tukang nyinyir ini menyingkir teratur. Tetapi kalau hanya berdua, suasana dirasa aman dari penganggu.

Maka ibu kembali cerewet, meminta saya lebih keras berusaha dan menekan ego. Bahwa sesuatu yang berasal dari hati, tentu akan sampai dan dirasakan di hati. Maka maksud ibu untuk anaknya, adalah definisi ketulusan yang sesungguhnya.

Saya sangat meyakini, bahwa pertemuan dengan calon istri tujuh belas tahun lalu. Tak lepas dari peran dan doa ibu yang tak henti, serta suntikan semangat diberikan.

Kalau Tidak Ingin Rusak Pertemanan, Stop Bertanya "Kapan Nikah" 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Anehnya, meski pertanyaannya sama (yang diucapkan ibu), tapi mendadak terdengar berbeda dan membuat panas telinga.

Ketika disampaikan saudara jauh, di tengah keluarga besar yang sedang berkumpul. Kejadian yang sulit saya lupakan, sampai sekarang masih membekas di benak. Kemungkinan muka saya merah padam, antara marah dan malu tetapi tidak bisa membalasnya.

Saudara jauh mengungkit kesendirian saya, di saat dan waktu yang tidak tepat. Sejak detik itu, rasa hormat ini (kepada saudara) lenyap tak bersisa dan hubungan menjadi renggang.

Setiap kali ada acara keluarga, saya memastikan apakah saudara yang satu ini ada. Kalau terpaksa datang, saya sangat menghindari bertemu atau berkomunikasi. Itu dengan saudara sendiri, bagaimana kalau yang usil adalah sekedar teman.

-------

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun