Kehidupan berumah tangga, adalah satu tahap perjalanan dalam kehidupan.
Pasangan suami dan istri pasti melewati onak duri, keduanya diuji tentang kekompakan.
Ujian kehidupan dihadapi, bisa menjadi alasan suami istri untuk saling membahu. Bekerjasama melakoni setiap episode kehidupan, saling belajar menghargai perasaan masing-masing.
Mendidik dan membesarkan anak keturunan, yang digadang kelak bisa melanjutkan cita-cita.
Mengejawantahkan kalimat "rumahku surgaku" butuh perjuangan, tidak bisa dilakukan suami saja atau istri saja. Butuh peran keduanya , Â butuh kompromi dan kerjasama dalam banyak hal.
Saya menyadari bahwa hal demikian memang tidak mudah, tetapi juga bukan hal mustahil.
Mungkin kita bisa belajar dan berkaca, dari pasangan pendahulu yang terbukti utuh menjaga mahligai perkawinan.
Sangat  mungkin belajar dari ayah ibu kandung, atau kakek nenek, atau bude pakde, atau orang-orang dekat yang dikenal secara personal.
Memilih Laki-laki yang Cocok Dijadikan Suami
'Sebaik kalian adalah yang sikapnya paling baik terhadap perempuan perempuan mereka sendiri' (HR. Tirmidzi)
Memilih calon suami baik, bisa dikata susah susah gampang dan bukan perkara mudah.
Karena lelaki yang menjadi calon suami, asalnya adalah orang lain tak dikenal  baik sifat maupun tingkah laku keseharian.