Saya tidak bertanya lebih jauh, alasan yang membuat si ibu mempertahankan lelaki yang menelantarkan.
Justru yang saya tangkap adalah sikap tegar, kesabaran, serta ketangguhannya sebagai perempuan.
Dan si suami, makin lama seperti padam jiwa kepemimpinan.
Sementara raganya sehat wal afiat, perawakannya utuh tak kurang suatu apa. Tetapi di mata saya, dia telah melepaskan qowammah (jiwa kepemimpinan) yang seharusnya disandang.
Elokkah Suami Istri Bertukar Peran ?
Di era serba digital, kita dimudahkan menikmati konten sesuka hati di aneka platform. Termasuk konten kajian, saya bisa bisa menyimak kapanpun dimau bahkan mengulang-ulang.
Kajian Ustad Budi Ashari. lc, termasuk daftar konten yang saya gemari. Mengingat cara menjelaskan detil dan memakai dasar kuat, mengacu pada kitab dan sunah.
Menurut sang Ustad menyoal kedudukan suami istri, sejatinya sudah sangat jelas di dalam kitab. Bahwa fitrah suami adalah Qowwam (pemimpin atau imam), atas istri dan anak-anak.
Suami yang bekerja keras, banting tulang, peras keringat, demi orang di bawah tanggung jawabnya, Â adalah lelaki yang sedang menjalankan fitrah.
Kalaupun di perjalanan menafkahi keluarga, suami menemui kerikil atau ujian atau naik turun itu sangat wajar dan biasa terjadi.
Misalnya di masa pandemi, suami dirumahkan dari tempatnya bekerja. Atau suami yang berjualan, dagangan sepi pembeli, atau masih banyak contoh lainnya.