Saya memilih tidak mengobarkan bara dalam sekam, saya memilih berdamai dengan diri. Dan biarlah ini menjadi pengalaman pribadi, toh semua sudah bisa diselesaikan.
Saya pikir saya juga sudah memberi pelajaran, dengan mengirim DM komplain dan argumen yang saya yakin dibaca management resto.
Menyudahi balas berbalas DM dan "ancaman" saya post di medsos, rupanya mengalirkan kelegaan tersendiri. Saya merasa telah memenangkan peperangan melawan ego, sekaligus menyingkirkan hembusan setan yang membakar emosi itu.
Dan betapa memaafkan sungguh bukan hal buruk, meski saya akui juga bukan hal yang mudah. Saya sampai butuh waktu mengendapkan diri, menanggalkan ego yang sedari awal cenderung memuncak.
Sifat memaafkan itu mulia, untuk meraihnya butuh usaha ekstra. Maka jangan meremehkan proses dan hasilnya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H