Kondisi yang sama tidak hanya di kantor, tetapi di lingkungan pergaulan kemudian di keluarga besar, bahan serupakerap menjadi bahan guyon mengarah ke ejekan.
Hanafi bisa merasakan, siapa saja yang bercanda dan siapa yang serius (menyoal jomblo). Biasanya ditilik dari kalimat dilontarkan, raut wajah ditampakkan dan reaksi dimunculkan.
Nah, dari sekian banyak yang tampak tidak bercanda. Hanafi bisa mengerucutkan beberapa nama, yang sepertinya terlalu memojokkan.
Bahkan pada kondisi tertentu, nama-nama ini cenderung menjatuhkan baik secara terselubung atau bahkan dengan terang-terangan.
Pada orang-orang usil dan iseng yang kebangetan seperti ini, Hanafi memilih menjaga jarak. Berurusan dengan orang seperti demikian, tak ayal membuat emosi meletup-letup.
Alhasil hubungan pertemanan atau persaudaraan, berubah menjadi kurang harmonis.
------
"Cak, mudik po ra" tanya Arifin, office boy sambil membersihkan lantai studio
"Aku asline males mudik, Fin"
"Nggak pengin sungkem bapak ibuk ta Cak"