Dan benar saja, kalimat bahwa kebaikan itu menular. Kami tidak mau tinggal diam, membalas balik dengan hantaran sehingga hubungan bertetangga terjalin dengan baik.
Melihat senyum tulus tetangga, ketika menerima sedikit yang kami bagi. Saya merasakan "Connecting Happiness" itu bekerja. Saya yakin, perasaan yang sama juga dirasakan tetangga. Ketika melihat senyum kami, menerima pemberian mereka.
-----
Cucunya sepantaran bungsu kami, kerap bermain bersama (bergantian di rumah kami atau tetangga). Pas pulang, ada saja makanan yang dibawanya.
Dan kebahagiaan itu (tetangga yang baik) itu semakin lengkap, sekira lima tahun setelah menetap. Kiri rumah (yang semula kosong) ada yang menempati, keluarga yang usianya tidak terpaut jauh dari kami.
Dan untuk urusan berbagi, ternyata tetangga baru ini sebelas duabelas dengan dua tetangga lain (depan rumah dan kanan rumah).Â
Alhamdulillah, rumah kami dikelilingi tetangga yang termasuk kategori sumber kebahagian.
Kisah Setoples Tempe Orek dan Sebentuk Kebaikan
Ada sebuah riwayat saya baca, bahwa sedekah sebaiknya dimulai dari orang terdekat. Paling utama adalah keluarga, orangtua, kemudian orang yang ada di sekitar kita (tetangga).
Ketika saya tergabung sebagai voulenter, di komunitas Blogger yang sedang mengumpulkan donasi. Kemudian sasaran penerima, adalah blogger yang membutuhkan.
Rasanya sangat tepat. Bahwa sebelum kita bersedekah ke yang jauh, sangat perlu menengok pada orang-orang yang dekat.